Make this your Whatsapp / Instagram status.
Timeline of Terra
Wah, perkara ikhlas tuh perkara pelik. Aku juga masih suka mempertanyakan diri sendiri, "ini aku beneran ikhlas apa sok ikhlas?" Karena emang yang tahu bener ikhlas apa nggak cuma hati kecil sama Tuhan, kayaknya. :") Tapi... aku suka sekali satu quote dari Umar bin Khattab perkara mengikhlaskan, "hatiku tenang mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku." Semoga kita semua senantiasa diberikan ketenangan hati ketika yang kita inginkan tidak selalu sejalan dengan apa yang menjadi kenyataan. *hugs --Bumi
Oh ya, satu lagi. Punya peliharaan juga membantu. Hanya saja, punya peliharaan berarti nambah tanggung jawab dan nambah pengalaman ketemu duka. Karena biasanya, peliharaan kita yang akan pergi lebih dulu mendahului kita. Tinggal menimbang-nimbang risikonya. :) --Bumi
Jadi sekarang gimana kalau kesepian? Sah menjalani terapi, aku jadi bisa lebih berdamai dengan kesepian. p merasa sepi, tapi aku jauh lebih tenang, kalem, dan kuat saat menghadapi kesepian. Semalam saat aku merasa sepi, aku hanya duduk diam di sofa di ruang tengah, mendengarkan lagu kesukaan, dan menangis. Kubiarkan diriku hanyut dalam lirik dan perasaan sedih itu. Lalu sah tangisanku reda, aku masuk kamar dan pergi tidur. Rasa sepi itu akan selalu ada dalam hidup, kita perlu menemukan cara untuk berteman dengannya. --Bumi
Hehehe. Aku gak tahu cara yang paling tepat untukmu. Yang aku tahu, banyak orang merasakan hal yang sama, termasuk aku. Terus gimana pas aku kesepian? Dulu, sebelum terapi ya dengan mencari tempat/orang/suasana untuk meredakan sepi. Cara ini seringkali berhasil, namun tidak selalu. Di satu titik, aku akan tetap ketemu dengan rasa sepi. Cara ini juga punya kekurangan, saat aku gak cukup punya energi untuk mencari/bertemu orang, aku malah tambah "ambruk". --Bumi
Hm. Aku punya 4 kucing jantan; 9, 6, 3, dan 2 tahun. Mereka makan kurang lebih 4kg sebulan. Ga cukup banyak karena ada tetangga yg suka kasih mereka cemilan tongkol (emang malu-maluin tuh bocah 🙃). Karena Aum sudah tua dan Wage butuh makanan khusus utk ginjalnya, aku skrg kasih mereka Royal Canin. 4 kg itu sekitar 600K/bulan. Pasir 20/30liter sekitar 150K/bulan. Vet klo ada yg sakit (kayak pilek bukan yg berat) standarnya 150-250K/kucing. Obat kutu/cacing aku pake advocate 125K/kucing 3 bulan sekali. Aum dimandiin sebulan sekali 150K. Udah sih itu aja. Aku jarang kasih treat ke kucingkucingku. 😅 —Bumi
LOL. Okay, kamu bukan yang saya pikirkan. If my guess is right, you could reply to my msgs. If it’s not, mari kita sudahi sampai di sini saja. Thank you for missing me! —Bumi
Terima kasih ya sudah mau berbagi di sini. Sedikit banyak aku tahu dan pernah merasakan ada di posisi merasa tidak berguna. Have a day, okay? Biarkan setan dan monster itu berteriak sekuat tenaga, gak usah dilawan, diperhatikan saja. Menangislah tidak apa-apa. Selama kamu tidak menyakiti orang lain dan dirimu sendiri. Makan, minum, tidur. Jalan kaki ke luar rumah beberapa menit jika kamu sanggup. Semoga, semoga, badainya lekas mereda. DM-ku selalu terbuka. --Bumi
Terima kasih banyak kak. I am crying reading your reply. Aku tdk tahu ini sudah hitting the rock bottom atau blm, tapi memang berat sekali rasanya di dada dan di kepala. Mungkin memang beberapa privilege yg membentuk resiliensi menjadi kuat itu tdk pernah aku dapat. Jadi proses mencerna dan bangkitnya jadi llama. Yang paling berat sebenarnya waktu pikiran "aku tidak berguna" itu muncul. Selalu merengek ke Allah buat dipanggil pulang aja. Makasih banyak sekali lagi kak.
Semoga saat ini kamu sudah merasa jauh lebih baik. Take care ya. Doa dan peluk kukirimkan untukmu --Bumi
Yang kedua, basic needs harus dan perlu dilakukan. Makan min 1x sehari. Minum min 2 liter sehari. Mandi 1x sehari. Usahakan untuk tidur. Kalau kamu gak tahu mau ngapain, lakuin itu saja dulu. Aku sudah makan belum? Minumku sudah cukup belum? Sudah mandi belum? Aku tahu itu berat. Tapi lakukan saja itu, wajibkan dirimu melakukan itu jika mampu. Jika tidak.. have a day. Badainya akan reda, perasaannya akan mereda. Kamu hanya perlu kasih waktu agar semua itu berlalu. --Bumi
Itu teorinya, sekarang life hack-nya gimana? Caraku ada dua. Yang pertama, kalau udah hancur lebur ga usah jauh-jauh mikir ke depan. Ga usah bikin rencana tahun depan/bulan depan/minggu depan mau ngapain. Bikin rencana untuk 24 jam saja. Hari ini aku mau ngapain? Atau kalau itu gak sanggup, pikirin dari yang paling mikro. Sekarang aku perlu ngapain? Habis itu baru dipikirkan lagi langkah selanjutnya. --Bumi
Tapi gimana kalau udah sampe rock bottom? Sampe rasanya sudah hancur lebur menghantam tanah? Rebah dan pasrah. :) Hal terbaik dari hancur lebur adalah itu sudah hal paling mentok yang bakal dialami, gak ada lagi yang lebih buruk dari itu. Means, sah hancur lebur hanya ada hal baik. Pattie Mallette bilang, “When you hit rock bottom, you have nowhere to go but up.” Kalau udah nyentuh dasar, kamu gak bisa kemana-mana lagi kecuali naik ke atas. --Bumi
Daya resiliensi ini bisa dilatih, kayak otot. Semakin dilatih daya resiliensi kita makin tinggi. Terapi, latihan fisik, mindfulness life, meditasi adalah beberapa hal yang bisa dilakukan. --Bumi
Kedua, adalah beban masalah yang dihadapi. Ada yang cukup ringan, cukup berat, dan lumayan berat. Ketiga, kekuatan mental orang tersebut. Ketika faktor tadi yang berpengaruh kepada tinggi/rendahnya daya resiliensi seseorang. --Bumi
Bentar-bentar, sabar, jawabanku belum kelar. Kep meeting tadi. Kan udah dibilang bare with me. :)))) --Bumi
Jadi what helps u to chin up adalah support system dan settle family financially ya? Aku seperti nggak tau hidupku mau dibawa kemana kak :( maaf ya kalau jd merusak vibes secreto nya 🙏
Tinggi rendahnya resiliensi seseorang tergantung beberapa hal. Pertama, skill/latar belakang/kondisi ekonomi/upbringing orang tsb. Ini kaitannya dengan pola pengasuhan. Orang yang besar dalam lingkungan penuh kasih sayang, besar di lingkungan yang relatif baik dan aman, yang secara finansial secure, dan memiliki support system yang aman; akan memiliki resiliensi yang RELATIF lebih tinggi. --Bumi
Okay, honestly. I`m not comfortable answering and sharing these kinda things. It`s personal stuff. Satu dua pertanyaan lucu-lucuan boleh lah. Lebih dari itu, rasanya gak patut dicantumkan di sini. Case closed ya. Thank you. --Bumi
I prefer roleplay more than position. Gemini kan saya teh, I enjoy being playful more than position. —Bumi
Tenang, aku tahu, kok. No need to worry. Aku bisa membedakan mana yang bertanya serius atau cuma mancing-mancing. Semoga jawabanku di bawah cukup ya. :) --Bumi
*menarik napas panjang. Kuanggap saja dirimu follower baru atau memang kurang di reading comprehension. :”) Iya, aku jatuh cinta ke banyak orang, karena jumlah mantanku mungkin lebih banyak daripada umurmu sekarang. Begitu ya? Ada pertanyaan/sanggahan lain. 🥹 —Bumi
Kujawab agak panjang, ah. Siapa tahu berguna untuk siapapun yg membutuhkan. Tertarik dan jatuh cinta adalah dua hal berbeda. Aku bisa tertarik dengan seseorang karena kecantikannya, kepintarannya, keahliannya. Ketertarikan adalah pembuka jalan. Namun untuk jatuh cinta aku butuh sesuatu yg lebih murni dari dalam diri. Kebaikan hati akan terlihat dari bagaimana seseorang memperlakukan orang lain, bersikap dan berkata-kata pada orang lain (yg tdk harus aku). How she considerates other people’s needs and feelings. Itu gak bisa dibuat-buat, karena akan terasa dan terlihat dalam interaksi sehari-hari. ☺️ —Bumi
Sesuatu untuk jadi bahan renungan: Jika semua hal di alam semesta raya ini hadir atas Kuasa-Nya, Kehendak-Nya, dan Ijin-Nya. Apakah pertanyaan di atas masih relevan? Gak usah langsung dijawab. Dicerna perlahan, direnungkan dalam hening. Di segala awalan, Dia satu yang Maha Pengasih dan Penyayang. 🤗💙 —Bumi
Aku jarang maksi di luar, warteg ftw lah. Seringnya dinner yg di luar. Itupun yg gak jauh-jauh dari rumah. Winglok, Dragon Flames, Levant, Tods, Pagi Sore, Chung Gi Wa, Abuba, Ikan Bakar Cianjur, Sukinabe, Fotkop, Sanpachi, Daitokyo Sakaba, Claypot Popo, Kerang Kiloan Cipete, Genki Sushi, Honnu. Udah itu aja yg sekitaran Cipete, Blok M, dan Kemang.Kenapa, mau ngajak maksi bareng?
Ketiga, aku ingat di masa aku berterima soal aku yg bukan straight. Ada periode di masa SMP ketika setiap malam aku menangis sendirian di kamar. Aku takut Tuhan marah sama aku. Aku takut aku masuk neraka. Ini periode yang menyakitkan dan menakutkan, aku merasa sangat sendirian. Tapi aku terus mencari dan mencari, berpikir dan merenung. Sampai suatu hari, aku ingat itu SMA kelas 3. Aku sedang berjalan dari ruang OSIS menuju kelasku. Aku tiba-tiba mendapat insight, “Aku kan makhluk-Nya, ciptaan-Nya, berarti apa yang aku rasakan juga ciptaan-Nya. Semua orang ingin hidup tenang dan bahagia, dan menjalani kehidupan seperti ini penuh keriuhan dan kecemasan. Jadi kalau aku memilih jalan ini, jalan yg penuh ketidakpastian ini, adalah karena aku gak bisa memilih jalan lain selain ini. Kalau bisa sih aku milih jalan tenang dan damai. Masalahnya aku gak bisa, gak mampu.” Ya sudah, sah itu hatiku jauh lebih tenang. 😊 —Bumi
Hal kedua yg perlu diingat, berterima soal diri artinya berterima atas segala kelebihan dan kekurangan diri. Bukan berarti kita menggunakan ini sebagai alasan untuk jadi ba-ji-ngan ya. Berterima soal kelebihan dan kekurangan diri akan menyadarkan kita untuk bersikap rendah hati. Kita bukan msia sempurna. Tiaptiap dari kita punya kelebihan dan kekurangan. Terima lah itu dengan kerendahhatian. —Bumi
Hai, salam kenal juga. Come in ini bagian dari berterima. Acceptance terhadap diri dan segala hal yg terjadi di luar diri. Proses ini gak pernah berhenti, terus terjadi selama kita hidup. Karena diri ini dan hidup ini akan terus berubah, tidak ada di titik yg sama. Apakah suatu hari nanti aku akan jd straight? Bisa jadi. Kita gak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. Jadi yang pertama perlu diingat adalah Come In bukan proses sekali jadi. Ada proses berkelanjutan. Kita gak akan bisa menemukan satu jawaban absolut. Semuanya serba relatif. Hidup berisi banyak kemungkinan. —Bumi
Jadi buatku begini, come out itu privilige dan ga semua orang perlu melakukan come out. Selama kamu dan orang terdekatmu tahu dan berterima atas kondisi itu. Cukup. Gak perlu seluruh dunia tahu. Find a good job, live well, being independent. Then if you want, you can come out. Come out bukan untuk semua orang. —Bumi
Nah, kalau bahas soal come out. Buatku, proses yg lebih berat ternyata come in dulu. Mengakui dan menerima bahwa aku memang seperti ini dan ga ada yg salah/berdosa dari kondisiku ini. Proses ini yg stresful buatku, butuh beberapa tahun sampai akhirnya aku berterima. Ketika akhirnya berterima, aku jd lebih ringan come out sama orang (bisa dibilang nekat juga sih). Sejak kuliah kayaknya semua teman/senior/dosen di kampus tahu kalau aku . Hal yg sama kubawa ketika aku mulai main media sosial. Aku ringan saja bercerita soal diriku. Malah dari media sosial kemudian aku dapat tawaran kerjaan bahkan sampai sekarang. Aku bangun karir dan networkingku kebanyakan dari media sosial. —Bumi
Aku tuh beruntung. Sebelum come out udah ketahuan duluan. 😂 Kenapa beruntung? Karena come out itu susah. Hahahahaha. Ofc, ketika ketahuan jg ngalamin momen ga enak. Aku bilangnya itu tahun-tahun dikerangkeng. Yang syukurnya sudah lewat. It hapd di jaman SMP-SMA, jadi sekitar 25 tahun yg lalu. Aku juga pernah disidang pas kuliah sama keluarga besar dari bapak. Jadi ya apa ya, untuk sampai di titik san seperti ini perjuangannya panjang dan melelahkan. —Bumi.
Oh, orang yang aku sukai gak perlu khawatir soal sinyal. Selain sangat ekspresif, aku juga penuh clarity ketika menjalani sesuatu. Koridornya akan kubuat jelas dan terang untuk kedua belah pihak. Aku suka kamu, mau kencan denganku? Mau coba pdkt dengan niat jadian? Kita ini teman tidur ya, tapi aku boleh kan chat kamu sesekali? Aku gak akan membuat dia menebak-nebak apa yang aku pikirkan. Itu sebabnya, aku akan sangat tersiksa dengan orang yang gak tahu maunya apa, gak bisa memutuskan dan gak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan. :) Semoga sudah menjawab ya! Terima kasih dan ditunggu racauan 3 pagi yang lain! :) --Bumi
Berapa lama? Nah dulu aku orang yang terbiasa intens dan terburu-buru. Seminggu pun sudah ajak jadian. Kini aku paham itu ga sehat. Dan pelan-pelan dengan terapi aku bisa ngerem diriku untuk ga buru buru bikin official. Ofc, ini belum cukup lama kulakukan. Baru di tahun ini aja aku mulai perlahan-lahan ketika memulai hubungan. Aku sudah bisa menenangkan nerves-ku yg mudah anxious dan takut kehilangan, jadi sekarang kalau deketin orang lebih san. Risiko dan konsekuensi tetap ada (ditolak, ga cocok, dll); tapi karena nerves-ku sudah cukup stabil, aku bisa melalui uncernty times dengan lebih ringan. p sedih mah ada, deg-degan juga ada, tapi itu gak bikin aku buru-buru bertindak/memutuskan. --Bumi
Nah, siapa yang mulai duluan? Ini bisa kedua belah pihak, baik dia atau aku. Syaratnya adalah: dia perlu menunjukkan bahwa dia tertarik. Ketika dia tertarik dan menunjukkan bahwa dia tertarik, itu jadi semacam “invitation” (yang paham Human Design pasti ngeh kenapa “invitation” jadi hal penting) untuk gua mulai bergerak. Bergeraknya bisa dengan mulai flirting, ngobrol di DM, atau gua melakukan hal di atas (mengumpulkan data informasi sekaligus mengobservasi). Dari situ aku bisa menyimpulkan potensi yang dimiliki oleh mbak calon ini. Apakah dia potensial menjadi teman ngobrol, teman tidur atau teman hidup? --Bumi
Halo, si bukan-kucing! Aku coba jawab satu persatu ya. Jadi, aku ini ga berbakat cari pacar dari dating apps. Aku lebih mudah menemukan dan menyukai seseorang dari media sosial. Semisal, aku suka dengan profil seseorang. Aku akan mengobservasi dia, ngecek latar belakangnya, mengumpulkan segala data dan informasi. Nah, kalau di dating apps, itu gak bisa kulakukan. Makanya biasanya kalau dari dating apps, percakapan berhenti sah matched, sah chat beberapa saat, atau sah bertukar WA dan ngobrol di telepon. Biasanya karena aku ga menemukan hal yang menarik atau malah aku menemukan hal yang membuatku tidak tertarik. --Bumi
Hello there again! Jarang banget isi secreto orang, ga ngerti kalo mau enter di keypad malah ke send message nya. Bego bener :( so this is me again who said that i write this message at 3 am. You know what? I don’t follow your acc(s), but sometimes I bump to the search column and type your username just to check what is going on there. What’s new news from you. Kepo and curious. Yes it’s me! I’m so curious about you. They say curiousity kills the cat, right? Since I’m not a cat, then I won’t be killed 😉 salah satu yg bikin aku penasaran ttg kamu adalah: in your past relationships, did you chase your ex first? How long does it take for you to finally decide “ok this the time to make this relationship official”, what’s the signal for that moment?…. Well, ternyata bukan salah satu deng, jadi ada beberapa hal yg aku tuliskan hahaha, sorry for that, but I’d appreciate it if you had time to reply this message ;) ty! *see you at another 3 am!!
Aku pemberani dan keras kepala. Aku baik hati dan penyayang pada mereka yang aku pedulikan. Aku murah hati dan ringan tangan pada mereka yang kurasa membutuhkan bantuan. Aku cerdas dan cerdik, pintar menemukan celah dan strategi. Aku suka belajar dan tidak pernah kehilangan antusiasme pada hal-hal baru. Aku tangguh, tidak mudah runtuh. Sekalipun hancur, berkali-kali aku mampu bangkit dan berjalan kembali. Aku tenggang rasa dan pengertian (dengan catatan diberikan penjelasan). Aku penuh semangat juga harapan. Aku kekanak-kanakan dan menyukai anak-anak. Aku punya banyak cinta di hati, dada, kepala. Tapi hal yang paling aku suka dari diriku sendiri adalah aku mampu berterima dan berteman dengan monster-monster di dalam diriku. Karena monster-monster itu juga aku. Para monster yang kuterima dan kuakui sebagai teman, ternyata menjadi salah satu kekuatanku untuk menjadi penuh, utuh, sebagai seorang msia. Terima kasih, Bumi. Sudah mau berjalan sejauh ini. --Bumi
Aku kasih tahu sebuah rahasia. Mereka yang termakan oleh pencitraanku sebagai buaya, memang gak bakal cocok atau bukan jodohku. She who can see me through all the layers dan melihatku sebagai Bumi yang seorang Bumi. Bukan Bumi yang Bentara Bumi atau Bumi yang buaya, atau Bumi yang bajingan. Dia yang mampu melihat Bumi tanpa topeng apapun, yang tidak terkesima atau menghakimi segala macam pencitraan itu, adalah dia yang aku cari. Bisa jadi jodohku, bisa juga tidak. Tapi aku rasa dia yang bisa melihatku apa adanya adalah dia yang istimewa. :) -- Bumi
Sekarang, aku sudah tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan orang tentangku di media sosial. Aku bahkan bermain-main dengan persepsi orang terhadapku. Dari situ muncul term buaya (yang emang sesuai sama track record) dan sugar daddy. Apa yang ada di media sosial sekarang buatku cuma konten, cuma mainan. Siapa aku, apa sebenarnya diriku, apa yang ku lakukan, ku kerjakan, kucin. Kutempatkan dalam platform lain. Hanya sesekali saja kubagi hal-hal tersebut, dengan tujuan "bermain". Gemini kan playful. :)) Jadi semisal besok semua akun media sosialku hilang, aku gak kehilangan diriku sendiri. Identitasku tidak ku tempatkan di media sosial. Aku tahu siapa aku, dengan atau tanpa media sosial. --Bumi
On a serious note, tahun lalu, "image" yang aku bangun hancur berantakan. Kayak kena bom atom. MUSNAH. Dari kejadian tahun lalu, aku belajar, berproses dengan terapi; bahwa apa yang aku bangun di media sosial itu fana dan rapuh sekali. Terus kenapa mati-matian membangun dan mempertahankannya? Itu yang kemudian kuproses dalam terapi. --Bumi
Pertanyaan terakhir: what’s the important traits that this girl should have to got chance with you? Hmm... Apa ya. Keberanian sepertinya. Karena balik lagi teori tinggal teori, tapi kalau ga dicoba kalau ga say hi ya mana bisa ada kesempatan? Just say hi, sahnya biarkan Semesta yang meneruskan.
Tapi semua itu cuma indikator. Teori tinggal teori, jodoh p di tangan Tuhan. Tapi kini setidaknya aku tahu, aku tidak mau dengan orang yang seperti apa.
Mengenali diri, luka, trauma yang dimiliki sekaligus memiliki keinginan untuk memulihkan diri jadi salah satu indikator di aspek psikologis. Mampu berkomunikasi dengan jernih, lugas, tegas. Memiliki empati, kasih sayang, sekaligus batasan yang fleksibel adalah contoh dari maturity. Hidup mandiri dan mampu membiayai dirinya sendiri sudah jelas jadi indikator di bagian finansial. Spiritual tidak harus relijius, namun setidaknya meyakini ada kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya sendiri.
Compatible itu kan artinya cocok, sepadan, sesuai. Compatible ini buatku jadi hal terakhir yang dilihat sah: kriteria dan perasaan saling. Dia masuk kriteria ku gak? Aku masuk kriteria dia gak? Dia mencinku tidak? Aku mencinnya tidak? Kalau semua jawabannya ya, baru masuk ke compatible alias kecocokan. Buatku compatible bisa dilihat dari 4 aspek: Mentality/Psikis/Psikologis, Maturity, Finansial, dan Spiritual.
Compatible ya. Aku ga bilang aku itu udah oke banget. Aku masih jauh dari oke. Kebetulan aja aku cukup berani untuk berbagi soal hal ini di Secreto. Jadi aku mending bahas soalan compatible-nya aja ya. Bukan sosok orang yang compatible untukku.
Tapi ada juga contoh lain, yang kondisinya sulit dan sering berantem di awal relasi tapi kemudian setiap berantem bisa diobrolin dan bisa didiskusikan. Yang akhirnya ga pernah berantem lagi (untuk masalah tsb), dan jadi terasa ringan dan nyaman. Itu penanda untukku.
Deal breakers. Hm. Aku tuh hampir selalu diputusin dan sebelum terapi aku gak tahu kapan mesti berhenti. Bucin bodoh ga punya boundaries. Dulu aku gak mau sendirian, aku lebih milih ada di relasi yang toksik daripada sendirian. Jadi kalau ditanya deal breakers, dulu aku ga tahu. Tapi sekarang aku bisa menjawab, karena baru kejadian kemarin. Kalau relasinya terasa berat, sulit, penuh masalah; itu semua tanda bahwa relasi itu gak oke. Sesimple berantem gara-gara ga bisa menentukan mau pergi di mana. Itu hal sepele, tapi ga bisa diputuskan bersama. Kejadian ini pernah jadi penanda untukku menghentikan proses pdkt sama seseorang. Karena sah beberapa kali berkencan, kita ternyata kesulitan untuk mengkomunikasikan keinginan kita (yang terwujud dalam berantem kecil soal mau pergi kemana). Hal sepele yang kemudian jadi beban di dada, ga nyaman, ga rileks. Itu dealbreakers-ku di masa pdkt.
Apapun kriteria dan keinginan soal pasangan, gua bakal dapat pasangan yang level kesadarannya sama dengan gua saat itu. Ini pelajaran soal relasi yang lumayan nampol dan paling susah buat diterima, karena bersikap objektif pada diri sendiri itu sulit. Gua bisa minta jodoh dengan kriteria a-b-c-d, tapi kalau ternyata kualitas yang gua miliki adalah d-e-f-g, biasanya yang hadir adalah orang-orang yang gak jauh dari kualitas tersebut. Ada nilai kepantasan dalam hal ini, misalnya ketika gua minta pasangan yang bisa berkomunikasi dengan baik. Gua juga perlu ngecek ke diri sendiri, apakah gua sudah mampu berkomunikasi dengan jernih, jujur, dan terbuka? Pasangan adalah cerminan diri. Pasangan adalah refleksi paling jujur dari diri kita sendiri. Ini pembelajaran pertama.
Yang kedua, meski pertanyaan pertama adalah "what do you learn from past relationships?" Gua perlu jujur bahwa dalam pengalaman gua, yang jadi bandit itu gua bukan mantan-mantan gua. I`m the villain of our story. Iya, ada mantan-mantan gua yang , bahkan jahat. Tapi gua juga dan jahat and I take accountability for those mistakes. Jadi ketika menuliskan pelajaran yang didapat, bukan berarti aku bersih dari kesalahan.
Yang kedua, legalitas memang bisa menjadi indikator seberapa serius dan dalam relasi tertentu. Yang perlu dipahami, legalitas ini urusannya bukan buat bikin seseorang pasti akan selalu ada dalam hidup kita. Legalitas ini kaitannya dengan kondisi emergency (ketika salah satu pihak butuh penanganan medis), pajak, harta gono gini (ketika berpisah), dan harta waris. Yang kayak gini mesti dikonsultasikan pada orang yang paham. Coba tanya sama temanmu yang agen asuransi atau notaris. Tanya mereka atau kalau emang udah ada budget lebih, konsultasikan secara resmi. Gimana pembagian harta yang gak merugikan kalian berdua di masa mendatang. Gua juga masih belum terlalu paham soal ini. Masih butuh konsul sana sini. —Bumi
Yang pertama, there’s nothing, NOTHING, we can do, as human, to secure someone’s feeling. When the feeling is gone, is gone. Puff. There’s nothing you can do to make it stay. Nada. Itu fakta pertama yang perlu dimengerti dulu. Status, perjanjian legal, ga bisa bikin seseorang stay. Makanya terjadi perceraian. Terus apa yang bisa bikin seseorang stay? Komitmen. Komitmen yang kuat hadir dari dua orang yang sama-sama mature dan compatible. Cinta bisa hilang dalam 5-10 tahun hubungan. Yang bisa bikin dua orang tetap bersama adalah komitmen, untuk mencari cara, mencari bentuk relasi yang nyaman bagi keduanya untuk tetap ada di dalam komitmen tersebut. —Bumi
Good morning. I don’t drink coffee after 6 PM, unless I need to wake up till late. Have a good day, good gurl. —Bumi
Ah, seems you have a packed day too. want some coffee to company you finishing the work, yes? I dont go, some friends do.
Hm. Kepercayaan diri hadir ketika kita mengakui kelemahan kita sekaligus kekuatan kita dengan seimbang. Aku bukan makhluk suci nan sempurna. Aku punya banyak kekurangan. Aku punya kekuatan yang jadi bekal untukku berkembang. Aku punya keberanian, untuk menghadapi setan di dalam diriku, berproses menghadapi rasa sakit, dan dihadiahi buah yang manis rasanya. Aku bertumbuh, masa lalu kujadikan pelajaran, masa lalu bukan lagi hantu. Aku bertumbuh, aku tahu masa depan membuka banyak kesempatan untukku berkembang. Terima kasih sudah bertanya. 😉 —Bumi
Terima kasih ya. Your words warm my heart. 💙 Hahahahahahahaha. Ga salah juga kalau terasanya dtf, memang di-image-kan seperti itu. Ga usah minta maaf karena realitanya memang seperti itu. 😂 Hm. Maybe I could send you a gift? Just let me know. —Bumi
I’m glad to read your answers, kak. As if I can see all of your journeys trying to make sense this game called relationship. Though you may not perfect but I know you’re kind and for that I wish you the best. I hope your answer can convince any girls out there who’s trying to get serious with you ya kak because some of your tweets kinda radiate dtf (down to f) vibes haha sorry. anyway hadiahnya apa kak? if it’s something materialistic, I prefer you give it to those who need the most on my behalf🤍
Dan sejujurnya, saya cukup pesimis dengan hal kedua. I mean, mencari orang yang sesuai keinginan saya dan saya juga sesuai keinginan dia, sudah cukup sulit. Menemukan orang yang saya cin dan mencin saya, itu juga sulit. Lalu dihadapkan dengan compability. Lebih sulit lagi. Dalam urusan jodoh, kita butuh banyak keberuntungan. Saya percaya itu. Jadi, jawaban saya, I will consider her ofc. Tentu dengan banyak pertimbangan dan diskusi. Saya percaya orang yang tepat akan selalu tiba di saat yang tepat. Terima kasih sudah mengajukan pertanyaan ini ya. :) —Bumi
Semalam, saya baru menangis di depan seseorang. Saya katakan kepadanya bahwa hal yang paling saya inginkan dalam hidup adalah memiliki pasangan hidup. Pekerjaan, karir, materi, itu hal penting namun bukan itu yang benar-benar jadi tujuan utama hidupku. Selama ini saya fokus mencari dan mencari dan mencari orang lain, untuk membuat saya merasa utuh dan penuh. Dan pencarian itu selalu membuahkan kekecawaan. Seperti siklus jahanam yang tidak ada habisnya. Semalam, di hadapan orang itu saya berkata, “mungkin ini pertama kalinya dalam hidup, sah beragam pengalaman dan perjalanan. Sah belasan terapi dan puluhan konseling. Saya merasa utuh dan penuh tanpa siapapun di samping saya.” Poinku adalah: ya, I wanna settle down. Tapi saya tidak akan terburu-buru kali ini. I’m gonna take my time. Karena pengalaman mengajarkan, niat gak pernah cukup. Butuh usaha, waktu, dan upaya kuat untuk bisa bersama. Bukan sekadar “kami tipe saya”, tapi juga compability. —Bumi