Go Back
you said you have dozens of ex. i’m curious what do you learn from past relationships? like what’s the deal breakers and what kind of person who’s compatible for you? what’s the important traits that this girl should have to got chance with you?
Submit

Pertanyaan terakhir: what’s the important traits that this girl should have to got chance with you? Hmm... Apa ya. Keberanian sepertinya. Karena balik lagi teori tinggal teori, tapi kalau ga dicoba kalau ga say hi ya mana bisa ada kesempatan? Just say hi, sahnya biarkan Semesta yang meneruskan.

Tapi semua itu cuma indikator. Teori tinggal teori, jodoh p di tangan Tuhan. Tapi kini setidaknya aku tahu, aku tidak mau dengan orang yang seperti apa.

Mengenali diri, luka, trauma yang dimiliki sekaligus memiliki keinginan untuk memulihkan diri jadi salah satu indikator di aspek psikologis. Mampu berkomunikasi dengan jernih, lugas, tegas. Memiliki empati, kasih sayang, sekaligus batasan yang fleksibel adalah contoh dari maturity. Hidup mandiri dan mampu membiayai dirinya sendiri sudah jelas jadi indikator di bagian finansial. Spiritual tidak harus relijius, namun setidaknya meyakini ada kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya sendiri.

Compatible itu kan artinya cocok, sepadan, sesuai. Compatible ini buatku jadi hal terakhir yang dilihat sah: kriteria dan perasaan saling. Dia masuk kriteria ku gak? Aku masuk kriteria dia gak? Dia mencinku tidak? Aku mencinnya tidak? Kalau semua jawabannya ya, baru masuk ke compatible alias kecocokan. Buatku compatible bisa dilihat dari 4 aspek: Mentality/Psikis/Psikologis, Maturity, Finansial, dan Spiritual.

Compatible ya. Aku ga bilang aku itu udah oke banget. Aku masih jauh dari oke. Kebetulan aja aku cukup berani untuk berbagi soal hal ini di Secreto. Jadi aku mending bahas soalan compatible-nya aja ya. Bukan sosok orang yang compatible untukku.

Tapi ada juga contoh lain, yang kondisinya sulit dan sering berantem di awal relasi tapi kemudian setiap berantem bisa diobrolin dan bisa didiskusikan. Yang akhirnya ga pernah berantem lagi (untuk masalah tsb), dan jadi terasa ringan dan nyaman. Itu penanda untukku.

Deal breakers. Hm. Aku tuh hampir selalu diputusin dan sebelum terapi aku gak tahu kapan mesti berhenti. Bucin bodoh ga punya boundaries. Dulu aku gak mau sendirian, aku lebih milih ada di relasi yang toksik daripada sendirian. Jadi kalau ditanya deal breakers, dulu aku ga tahu. Tapi sekarang aku bisa menjawab, karena baru kejadian kemarin. Kalau relasinya terasa berat, sulit, penuh masalah; itu semua tanda bahwa relasi itu gak oke. Sesimple berantem gara-gara ga bisa menentukan mau pergi di mana. Itu hal sepele, tapi ga bisa diputuskan bersama. Kejadian ini pernah jadi penanda untukku menghentikan proses pdkt sama seseorang. Karena sah beberapa kali berkencan, kita ternyata kesulitan untuk mengkomunikasikan keinginan kita (yang terwujud dalam berantem kecil soal mau pergi kemana). Hal sepele yang kemudian jadi beban di dada, ga nyaman, ga rileks. Itu dealbreakers-ku di masa pdkt.

Apapun kriteria dan keinginan soal pasangan, gua bakal dapat pasangan yang level kesadarannya sama dengan gua saat itu. Ini pelajaran soal relasi yang lumayan nampol dan paling susah buat diterima, karena bersikap objektif pada diri sendiri itu sulit. Gua bisa minta jodoh dengan kriteria a-b-c-d, tapi kalau ternyata kualitas yang gua miliki adalah d-e-f-g, biasanya yang hadir adalah orang-orang yang gak jauh dari kualitas tersebut. Ada nilai kepantasan dalam hal ini, misalnya ketika gua minta pasangan yang bisa berkomunikasi dengan baik. Gua juga perlu ngecek ke diri sendiri, apakah gua sudah mampu berkomunikasi dengan jernih, jujur, dan terbuka? Pasangan adalah cerminan diri. Pasangan adalah refleksi paling jujur dari diri kita sendiri. Ini pembelajaran pertama.

kata yang hilang di bawah ini adalah: b-r-e-n-g-s-e-k

Yang kedua, meski pertanyaan pertama adalah "what do you learn from past relationships?" Gua perlu jujur bahwa dalam pengalaman gua, yang jadi bandit itu gua bukan mantan-mantan gua. I`m the villain of our story. Iya, ada mantan-mantan gua yang , bahkan jahat. Tapi gua juga dan jahat and I take accountability for those mistakes. Jadi ketika menuliskan pelajaran yang didapat, bukan berarti aku bersih dari kesalahan.

Disclaimer. Yang pertama, meski iya mantan gua banyak, gua tidak menyarankan perilaku berganti-ganti pasangan. Ingat ada yang namanya IMS alias Infeksi Menular ual. Penyakit kelamin yang diakibatkan hubungan ual. Jadi berhati-hati ya, jaga diri, jaga tubuh.

Baiklah, sebelum mulai gua kasih disclaimer dulu.

Secreto gua lama-lama kayak soal ujian. Susah. :") --Bumi