Go Back
Hello there again! Jarang banget isi secreto orang, ga ngerti kalo mau enter di keypad malah ke send message nya. Bego bener :( so this is me again who said that i write this message at 3 am. You know what? I don’t follow your acc(s), but sometimes I bump to the search column and type your username just to check what is going on there. What’s new news from you. Kepo and curious. Yes it’s me! I’m so curious about you. They say curiousity kills the cat, right? Since I’m not a cat, then I won’t be killed 😉 salah satu yg bikin aku penasaran ttg kamu adalah: in your past relationships, did you chase your ex first? How long does it take for you to finally decide “ok this the time to make this relationship official”, what’s the signal for that moment?…. Well, ternyata bukan salah satu deng, jadi ada beberapa hal yg aku tuliskan hahaha, sorry for that, but I’d appreciate it if you had time to reply this message ;) ty! *see you at another 3 am!!
Submit

Oh, orang yang aku sukai gak perlu khawatir soal sinyal. Selain sangat ekspresif, aku juga penuh clarity ketika menjalani sesuatu. Koridornya akan kubuat jelas dan terang untuk kedua belah pihak. Aku suka kamu, mau kencan denganku? Mau coba pdkt dengan niat jadian? Kita ini teman tidur ya, tapi aku boleh kan chat kamu sesekali? Aku gak akan membuat dia menebak-nebak apa yang aku pikirkan. Itu sebabnya, aku akan sangat tersiksa dengan orang yang gak tahu maunya apa, gak bisa memutuskan dan gak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan. :) Semoga sudah menjawab ya! Terima kasih dan ditunggu racauan 3 pagi yang lain! :) --Bumi

Berapa lama? Nah dulu aku orang yang terbiasa intens dan terburu-buru. Seminggu pun sudah ajak jadian. Kini aku paham itu ga sehat. Dan pelan-pelan dengan terapi aku bisa ngerem diriku untuk ga buru buru bikin official. Ofc, ini belum cukup lama kulakukan. Baru di tahun ini aja aku mulai perlahan-lahan ketika memulai hubungan. Aku sudah bisa menenangkan nerves-ku yg mudah anxious dan takut kehilangan, jadi sekarang kalau deketin orang lebih san. Risiko dan konsekuensi tetap ada (ditolak, ga cocok, dll); tapi karena nerves-ku sudah cukup stabil, aku bisa melalui uncernty times dengan lebih ringan. p sedih mah ada, deg-degan juga ada, tapi itu gak bikin aku buru-buru bertindak/memutuskan. --Bumi

Nah, siapa yang mulai duluan? Ini bisa kedua belah pihak, baik dia atau aku. Syaratnya adalah: dia perlu menunjukkan bahwa dia tertarik. Ketika dia tertarik dan menunjukkan bahwa dia tertarik, itu jadi semacam “invitation” (yang paham Human Design pasti ngeh kenapa “invitation” jadi hal penting) untuk gua mulai bergerak. Bergeraknya bisa dengan mulai flirting, ngobrol di DM, atau gua melakukan hal di atas (mengumpulkan data informasi sekaligus mengobservasi). Dari situ aku bisa menyimpulkan potensi yang dimiliki oleh mbak calon ini. Apakah dia potensial menjadi teman ngobrol, teman tidur atau teman hidup? --Bumi

Halo, si bukan-kucing! Aku coba jawab satu persatu ya. Jadi, aku ini ga berbakat cari pacar dari dating apps. Aku lebih mudah menemukan dan menyukai seseorang dari media sosial. Semisal, aku suka dengan profil seseorang. Aku akan mengobservasi dia, ngecek latar belakangnya, mengumpulkan segala data dan informasi. Nah, kalau di dating apps, itu gak bisa kulakukan. Makanya biasanya kalau dari dating apps, percakapan berhenti sah matched, sah chat beberapa saat, atau sah bertukar WA dan ngobrol di telepon. Biasanya karena aku ga menemukan hal yang menarik atau malah aku menemukan hal yang membuatku tidak tertarik. --Bumi