Make this your Whatsapp / Instagram status.
Timeline of Terra
Bukan gak berani, tapi tahu diri. Kamu sebut saya tua, memang saya sudah tua. Kantung mata ini sudah tidak tertolong. You think you can hurt me with these words? Kiddo, try h-a-r-d-e-r. ๐ โBumi
Hahahahahahahahahaha. Ini yang dari kemarin pakai senjata โumurโ tuh emang kapasitas otaknya segini doang kayaknya. Sampe gak ada amunisi lain. Cik atulah mikir saeutik. ๐ฅฒ โBumi
2. Saya gak berniat buang-buang uang buat menikah di luar negeri. Pernikahan legal di luar negeri akan jadi percuma ketika saya kembali ke indonesia. Wat apa? Gak dianggep juga itu surat nikah, jadi wat apa bwang-bwang duit? Kecuali jika saya berniat tinggal dan menetap di luar negeri. Tetot. Saya mau pensiun dan punya rumah kecil di Bali. ๐ Daripada nikah di luar mending gua cari notaris yang bisa bantu urus segala persoalan hukum ketika gua memutuskan hidup bersama dengan partner gua. Kamu udah kepikiran buat cari notaris, nder? Saya sih udah dari tiga tahun yg lalu konsul sama notaris. Tapi kan gak perlu bilang-bilang netijen ya? ๐ โBumi
1. Kata siapa saya gak mau settle down? Dari mana kamu punya asumsi bahwa saya ga mau settle down? Karena saya gonta ganti pacar? Kalau betul karena itu, saya bisa maklum. Media sosial memang penuh ilusi seakan-akan kita tahu segalanya tentang hidup orang lain. Tenang, saya memang sengaja menampilkan itu dan kamu menangkap umpan dengan sempurna. โบ๏ธ (tentu saja aku gak berhutang penjelasan sama kamu karena aku gak merasa perlu meluruskan fakta pada orang asing yang tidak punya kepentingan. ๐) โBumi
Oh, paham gua. Ini tuh pertanyaan soal pencapaian pribadi dengan kepemilikan barang berharga? ๐ Ada tuh motor di rumah, kubeli 10 tahun yg lalu dan km-nya baru 30K, sangking jarangnya aku pake. Lha aku kerja di rumah, meeting online, dan (masih) single. Jadi aku gak merasa butuh dan kepengen punya mobil. Buat apa beli mobil kalau masih banyak gocar? ๐ โBumi
Kesimpulannya, ngambil sesi deep therapy gak cuma butuh NIAT. Tapi juga butuh WAKTU (karena jangka waktunya panjang, 36 sesi berarti kurang lebih 1,5 tahun), ENERGI (karena capek banget prosesnya. Naik turun ngadepin diri sendiri yang penuh monster itu melelahkan. Belum lagi kalau punya tanggung jawab lain seperti kerjaan, pasangan, atau anak. Aku cukup beruntung tinggal sendiri, punya penghasilan, dan gak punya tanggungan), dan UANG (mahal bok. Hahahaha. Belum lagi ongkos PP naik taksi dari Cipete ke Pluit. Tempat terapiku di Pluit jadi mau gak mau mesti naik mobil untuk ke sana). Semoga bisa jadi bahan pertimbangan ya. Silakan dipikirkan baik-baik. And please take all these informations with a grain of salt. Good luck! --Bumi
Oke, karena definisi bisa di-google aku jawab impact-nya aja ya. It`s deep therapy, so it goes to your unconscious mind. Trust your therapist. Karena dalam banyak hal, prosesnya gak bisa dijelaskan secara logika tapi hasilnya terasa dan terlihat. Capek, sakit, menghadapi shadows/monsters di dalam diri itu melelahkan. Trust the process. Aku masih relapse, masih mengalami depresi, drive untuk suicidal dan self-harm juga masih tinggi. Tapi bouncing back-nya mulai singkat dan resiliensi (ketahanan diri) juga semakin kuat. I can see my progress, a slowly yet surely progress. Rate-nya beragam, tapi biasanya mulai 750K-1 juta/sesi dan butuh beberapa bulan hingga hasilnya terlihat. Minimal ambil 1 Tahap (12 sesi) Sandplay Therapy, lebih baik lagi jika bisa dilakukan sampai 3 Tahap (36 sesi). Nah, aku sendiri ngambil sesi 2 minggu sekali, jadi sebulan 2x sesi. Ini udah batas minimal banget biar dapat progress yang tepat (setidaknya untuk diriku sendiri). --Bumi
Yes, it`s normal. Ada sedikit sarkasme (untuk diri sendiri) di bagian itu. Aku ga bermaksud nge-judge teman-teman lain yang seumuran dan main base. Terima kasih ya sudah mau berempati. :) --Bumi