Jadikan ini sebagai status Whatsapp / Instagram Anda.
Pesan Terkirim
Jangan beritahu Bayu Alamsyah bahwa Anda telah mengirim pesan.
Daftar Sekarang Kirim Pesan LainBeranda Bayu Alamsyah
Hey. Kita samaan kok. Wkwk.. tetaplau berbuat baik ya. Bukan supaya dapat balasan, tapi atas kesadaran kalo itu akan memberikan ketenangan buatmu..
Aku dlu pas masih sekolah pengen jadi kya kk. Jadi pendengar yg baik, kasih solusi, dan mencegah keributan antar teman gitu ka. Tapi ternyata usahaku ga membuahkan output yg baik. Jujur sedih ka, niat ku pertemanan bisa langgeng tapi berakhir perpisahan. Apa aku ga boleh begini ya kak? Aku ga bisa cuek ke mereka ka, namun keadaan berkata lain
Kita lahir atas sebuah alasan. Tuhan punya alasan untuk hidup kita. Maka ketika aku down bahkan pernah di titik ingin mengakhiri semua, aku ingat kalo aku harus bertahan. Cari apa alasan yang membuat Tuhan menciptakan kita. Sejauh ini, aku berusaha untuk terus membantu orang orang mencin dirinya. Dengan itu, aku merasa terus hidup
Diliat dari kasus kamu sih mirip kaya kisah story nya dia. Cuma dia merasa hidup nya cuma jadi beban orang tua nya, bahkan dia sempet berpikiran mencoba untuk bundir. Aku sebagai temennya melihat story dia begitu pengen bantu meringankan gitu dengan dia bercerita sama aku. Tapi dia respon nya flat gitu. Yaa semoga temen ku ini mau berubah demi kebaikannya juga dan juga semoga kamu lancaf dalam proses untuk tebuka sama orang lain hehehe -sender
Gua termasuk kaya temen lu. Kalau gua pribadi karena sikap orangtua pas gua kecil kebawa sampai gede. Setiap ketauan cerita masalah keluarga ke org lain pasti dimarahin, dan itu kebawa sampai gua gede. Pas udah besar setiap mau open up pasti gua bakalan ngerasa berdosa bgt sama diri sendiri karena udah biasa mendem dari dulu sendirian makanya suka mengurungkan niat. Tapi sekarang gua udh mau belajar buat terbuka sama orang lain sih... -yg jawab ini bukan kak bayu
Ada yang perlu aku lurusin disini. Proses menemukan jati diri msia juga bisa ditandai dengan moodyan, terus apa apa yang kamu takut masih ada di pikiranmu. Takut gila, takut gapunya temen, bahkan takut hasil diagnosis. Sebenernya kamu bukan butuh seseorang buat merasa aman, tapi kamu perlu menerima dirimu sendiri, perlu lebih secure dan benahi pikiranmu. Jangan sampe terpenjara dalam ketakutan
Proses tiap orang berbeda beda. Dan kadang gabisa dipaksain.. aku menemukan wisdom di umur 23 dan its fine. Di umur sebelum sebelumnya udh terlalu sering maksa pengen jadi bijak tapi gagal karena gatau caranya dan ga memaknai. Ujungnya malah berasa fake hehe.. so, intinya tetap belajar memaknai aja. Semoga kelak proses menuntunmu ta
Trust sama orang lain itu perlu, tapi tergantung konteksnya. Untuk beberapa hal misalnya lagi kerja tim, atau menghindari suuzon ya kita perlu percaya kan. Tapii kalo dalam arti percaya, kemudian jadi berharap dan menggantungkan kebahagiaan kita sama orang lain hanya karena sikap dan kata katanya yang manis, mending jangan. Karena orang lain selalu berpotensi menyakiti. Atau lebih tepatnya ketika ketika menggantungkan harapan pada orang lain ya..
Bukan ga boleh lho.. maksudku yang bikin senang, memaklumi, atau kecewa kan pikiranmu sendiri. Iya toh? Kan emang standarmu mungkin karena dia meliatan baik, friendly, jadi harusnya gaada liat ke hal hal berbau gitu kan? Tapi kan aslinya gatau gimana. Ujungnya balik lagi ke kamu. Mau ilfil terus tinggalin, ya silakan. Mau lanjut dan maklumin juga silakan
Menilai dengan sikap ku yang bagaimana kak? Aku kecewa nya ngga terangΒ²an cukup tau aja dia begitu. Ngga boleh yaa kak kecewa sama yang dikagumin? Iyaa mungkin bisa juga pikiran ku yang membentengi jadi diluar ekspektasi:"
Pikiran kamu yg batasinnya kan? Kamu kan gabisa ngatur dia suka sama apaan dan justru siapa tau karakter aslinya gitu? Who knows.. dia juga mungkin menilai kamu dengan sikapmu begitu
Kamu harus bertahan. Terus apresiasi dirimu. Sampe suatu hari kamu sadar, gaada yang sia sia dari kebaikanmu. Kamu beramal baik, kamu membahagikan orang lain, mungkin kamu hanya perlu waktu untuk memaknai hal hal baik yang terjadi dan belajar sesuatu kalo ketika kita memberi, janganlah berharap kembali. Karena berharap pada msia lain hanya berujung pada kekecewaan..