Mantan, walaupun pada akhirnya kita tidak menjadi teman hidup, terima kasih karena sudah memberi pengalaman hidup.

Memasuki umur 20, aku menganggap pacaran menjadi sesuatu yang lebih `sakral` karena bukan sudah waktunya menjalani hubungan tanpa ujung yang jelas. Makanya, sampai saat ini belum memulai suatu hubungan spesial (lagi). Masih mencoba untuk menjadi best version of me biar nantinya dipertemukan dengan orang yang se-visi juga. Keinginan buat punya seseorang yang bisa dijadiin tempat untuk `pulang` sih ada, tapi belum berani dengan segala konsekuensinya. Takut malah nggak bisa fokus dengan apa yang dikejar sekarang. Menjalin suatu hubungan kan timbal balik, aku masih mencari bekal biar aku bisa memberi sesuatu yang lebih baik untuk pasanganku nanti. Idealismenya gini, tapi kalau di tengah perjalanan dipertemukan sama seseorang yang cocok, ya hayuk aja. Hehe.

Tapi jujurly, nikah beda agama di Indonesia masih belum difaasi dengan baik (mungkin cuma beberapa daerah yang sudah dipermudah). Makanya banyak orang Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk melangsungkan nikah beda agama.

Kalau sudah memutuskan untuk pacaran, ya sudah itu adalah keputusan mereka yang aku harap sudah dipikirkan panjang lebar. Aku nggak membahas dari sisi hukum agama, tetapi rasa cinta itu memang msiawi. Kalau nggak mengalami sendiri, kita bakal sulit untuk memahami.

Sebagai seorang yang pernah mencin seseorang yang beda agama (walau gak sampe pacaran), aku bisa memahami bahwa kita gak bisa memilih jatuh cinta pada siapa. Namun, pada akhirnya kita harus memilih bagaimana merespons rasa tersebut. Mau diteruskan dengan berbagai risiko sosial yang ada, atau tidak?

Jawabannya beragam, tergantung konteks dan berbagai faktor. Tapi kalau aku sendiri tipe yang confess aja asalkan temenku ini memang nggak lagi deket sama siapa-siapa. Kalau dia udah punya gebetan/pacar, ya udah ikhlasin aja. Sebagai teman yang baik kan ya... Singkatnya gini. Di balik risiko yang besar ada peluang yang besar pula. #TimConfess biar lega :)

Iya, jangan lupa malmingan juga.

Waduch, pertanyaan yang agak sensitif.

Diekpresikan, agar tidak mati penasaran (perasaan yang mati tanpa ada kejelasan). Hiks.

Sama. Saya lagi nyari juga. #InfoAyang 🙏🏻

AAMIIN kalau memang UGM itu yang terbaik buatmu. Sampai ketemu yaa!! ^-^

Belum double maksudnya hehhe

Belum. Mau nyariin po?

Misalnya mencinnya adalah tugas. Nah kalau dia tidak mencinku balik ya gak masalah, kan emang tugas dia mau cinta apa engga gitu wkwk, begitulah contoh sederhananya

Buku ini ngebuat aku jadi lebih tenang jalanin hidup karena sekarang jadi lebih bisa membedakan yang mana tugasku dan mana yang bukan.

Berani Tidak Disukai. Sebenernya random aja sih baca buku ini karena nyari rekomendasi buku self improvement terbaik di Google gitu. Eh ternyata, isinya gila wkwk

Terlepas capek fisik atau mental, intinya capek itu wajar banget kok. Malah menurutku, kalau kamu sekarang lagi capek itu artinya kamu udah berusaha keras merjuangin apa yang memang seharusnya kamu lakukan. Hidup memang ada kalanya capek, suntuk, bahkan demotivasi. Kamu kasih jeda dulu aja. Kalau udah, besok semangat lagi yaa!!