Go Back
Kak Bumi, semalam aku dan partner habis berdiskusi panjang dan kami memutuskan untuk menjadi teman baik saja. Di usia kami yg sama2 quarter life crisis ini lebih baik kita fokus berproses buat perbaikan diri sendiri dan masa depan masing2 dlu. Sah mempertimbangkan bnyk hal dan segala risikonya kami sepakah utk melanjutkn kisah ini bkn sbg kekasih tp sebagai teman aja, dia ngomong "ini bukan final, aku masih mengapresiasi hubungan ini dan kita ttp berkomunikasi sprti biasanya". Aku sebenernya jga lebih nyaman berteman aja dan merasa lega kita sudah menemukan jalan keluar untuk masalah ini, tapi aku bilang ke dia buat gak komunikasi dulu sementara waktu, entah rasanya pagi ini aku kosong bgt kak, antara sedih, lega, campur aduk deh mengingat hubungan ini udh mau berjalan genap 2 tahun. Adakah tips2 dr Kak Bumi supaya diri sndiri bisa bangkit dan segera memulai awal yg baru tp ttp bisa menjaga hubungan baik sebagai teman dengan orang ini? Makasih kaak, maaf klo jadi curhat panjang 😅
Submit

Good luck ya. Kudoakan kalian berdua dikuatkan dan mampu menjalani proses perpisahan ini dengan kuat, teguh, dan tabah.

Kalau kangen boleh ga? Boleh dong. Segala emosi adalah valid. Namun bukan berarti kalau kangen harus dituruti keinginan untuk bertemu atau kembali bersama. Emosi adalah valid, tapi tidak semua keinginan perlu dituruti. Focus on yourself. Focus on your healing process.

Untuk bisa memulai hal baru, kita perlu melepaskan. Agar tercipta ruang kosong untuk hal baru tiba dan menetap. Kalian perlu melepaskan dulu, perlu berjalan sendiri dulu. Menemukan diri masing-masing pasca perpisahan. Sah segalanya kembali stabil dan menemukan ritme masing-masing, barulah kalian bisa berteman kembali. I`m afraid, kalau kalian memaksakan diri langsung berteman sah berpisah, it just gonna hurt more for both of you.

Merasa kosong adalah hal yang wajar dan msiawi. Sah ini mungkin akan muncul sedih, sakit, kemarahan, what if`s. Ini semua wajar dan lumrah dalam proses perpisahan. Tiap emosi akan keluar satu persatu ketika diijinkan dan diberi ruang dan waktu untuk keluar. Ini alasan yang aku bilang kenapa kalian butuh berjarak. Kalian butuh sendirian ketika seluruh emosi ini satu persatu muncul.

"Tapi kami ingin berteman, kak. Dan bersepakat untuk jadi teman." Tidak ada yang melarang kalian untuk berteman. Kalian bisa berteman tapi tidak sekarang. Tidak ketika masih terikat secara emosi satu sama lain. Tidak ketika masih terbiasa dengan rutinitas satu sama lain. Kalian butuh jarak dan ruang, untuk menemukan diri kalian sendiri, rutinitas kalian sendiri, tanpa adanya satu sama lain.

Dua tahun bukan waktu yang singkat. Meskipun saat perpisahan dijalani dengan tenang dan baik, proses sah itu adalah proses yang berdarah dan menyakitkan bagi kedua belah pihak. Kalian butuh space masing-masing. Butuh jarak di antara satu sama lain. Kalian tidak ingin ada di dekat satu sama lain ketika nanti luka-luka di dalam keluar borok dan nanahnya. Jarak akan memberikan ruang bagi satu sama lain untuk mengeluarkan kesakitan dan luka, tanpa takut menyakiti satu sama lain.

Hei, terima kasih sudah mau berbagi di sini ya. I`m sorry to hear that. Senang sekali membaca bahwa kalian berusaha sebaik mungkin dengan cara bijaksana dalam menjalani perpisahan. Ijin memberikan satu dua pendapatku ya.