Go Back
Hai Abi! It`s been 15 years you lef, mom, sis, and bro. Aku tidak tau mau menulis apa karena sejujurnya Hatiku seperti sudah mati rasa. Aku bersyukur memiliki Ayah yang pintar, DULU, tapi disisi lain aku juga marah karena Ayah aku terlalu pintar hingga merusak keluarganya sendiri. Aku bangga memilikimu (jika saat ini kita masih sebagai satu keluarga utuh), tapi aku juga tidak bangga memilikimu karena Patriarkimu. Sebagai anak pertamamu, aku melihat dua sisi dari dirimu, sisi yang benar-benar sebagai seorang Ayah dewasa mampu membimbing, menomi, dan mencin keluarganha. Dan sisi lain dari dirimu yang merasa tersaingi oleh Umi hingga menyiksa Umi sedemikian rupa hanya untuk menunjukkan bahwa dirimu memiliki power diatas hidup kami semua. Kasar memang jika aku menggunakan diksi "Menyiksa" karena faktanya tidak ada luka fisik, tapi kamu benar-benar menyiksa kami dengan Membunuh cita-cita dan rasa aman yang kami harapkan dari seorang Ayah sekaligus Suami untuk Umi.
Submit

Aku tidak membencimu. Aku hanya kecewa. Rasa kecewa yang tidak mampu dibayar menggunakan apapun. Dan itu sudah sangat amat cukup menjadi bukti bahwa kamu telah gagal menjadi Ayah bagiku, menjadi cinta pertama untukku dan adik perempuanku, menjadi role model untuk adik laki-lakiku. Aku akan tetap menghormatimu, karena dirimu adalah Ayahku, bagaimanapun juga darahmu mengalir di tubuhku. Tapi cukuplah sampai situ. Dengan hormat, aku meminta dirimu jangan mengganggu kehidupan kami lagi. Terima kasih Abi telah melahirkanku.

Aku tidak membencimu. Aku hanya kecewa. Rasa kecewa yang tidak mampu dibayar menggunakan apapun. Dan itu sudah sangat amat cukup menjadi bukti bahwa kamu telah gagal menjadi Ayah bagiku, menjadi cinta pertama untukku dan adik perempuanku, menjadi role model untuk adik laki-lakiku.

Sudah cukup 8 tahun kehidupan kami dibersamai olehmu, tapi cukup sampai disitu saja karena saat ini aku sangat amat bersyukur bahwa Abi bercerai dengan Umi. Butuh 14 tahun untuk menyadari tujuan Allah memisahkan kalian berdua. Dan aku rasa sudah cukup album keluarga utuh kita. Aku ingin untuk kita menjalani hidup masing-masing. Biarlah Umi menemukan pasangan sehidup sematinya yang mampu membersamai Umi, dan biarlah kami β€”anak-anakmuβ€” memiliki kehidupan yang lebih baik tanpamu meskipun kami PASTI akan mengalami trauma mendalam akibat perceraianmu dengan Umi dan menjadi anak-anak fatherless. Jikalau engkau menyesal dan ingin meminta maaf, cukup doakan kehidupan kami bisa bertahan tanpa kehadiran dirimu di hidup kami, tanpa ada campur tanganmu lagi di setiap perjalanan baru kami. Karena kami sudah susah payah untuk bangkit sendirian tanpa adanya dirimu dan itu sudah cukup membuktikan bahwa kami tidak membutuhkan dirimu sebagai Ayah di kehidupan kami.

Sedih rasanya melihat Umi, Ibu kami yang sangat kami banggakan, dan disiksa secara halus oleh seorang Ayah yang kami cin juga. Bohong jika aku mengatakan aku tidak bangga memiliki Ayah sepertimu karena aku tau seberapa hebat dan pintar dirimu dalam berkarir. Tapi hanya sisi itu saja yang aku banggakan darimu. Sisi Ayah dan Suami? Oh tentu saja itu gagal, tidak usah di pertanyakan lagi. Toh buktinya Abi rela menjual kami hanya untuk melunasi hutangmu. Aku anggap itu sebagai pemutus hubungan diantara kita, Abi. Kurasa dengan keputusanmu menjadikan kami jaminan atas hutang-hutangmu sudah menunjukkan bahwa dirimu telah gagal menjadi seorang Suami serta Ayah untuk kami. Terima kasih telah pernah hadir di hidup kami. Aku menyadari jikalau Umi tidak bertemu Abi, pasti kami tidak ada, dan aku menyadari hal ini. Sayangnya, cukup sampai 15 tahun lalu saja engkau menjadi Ayah bagiku dan Suami bagi Umi. Dengan berat hati dan kesadaran penuh, aku mohon untuk Abi tidak pernah mencari kami lagi.