Go Back
To be honest, gue tumbuh dari keluarga yang sama sekali ga pernah ngebicarain tentang perasaan masing-masing, kita sama sekali ga pernah yang namanya talk about deep conversation, they never ask me about my mental health, dan gue juga ga pernah terbuka tentang kondisi mental gue. Because i think ada beberapa faktor sensitif yang memang harus gue hadapin sendiri. Kalau ada kesempatan untuk jujur sama perasaan yang gue alamin sekarang ini, i just wanna say that i`m not as strong as u think, i`m weak, and broken.
Submit

Its okay ka, Allah know u are strong!! Ka, kalo kaka butuh cerita pingin didengar dan mungkin butuh solusi, coba kunjungi ignya upt pengembangan karir disana ada koseler sebaya jd kaka bebas buat cerita ke konselernya dan buat mahasiswa uin geratis ya ka,, mungkin bisa di coba!!

I feel you nder, tapi dari situ kita jadi tau sepenting apa komunikasi di dalam keluarga itu, biar nanti sebelum kita memutuskan untuk menikah , kt perlu diskusi sama pasangan. Contoh salah satunya, "hal apa yang pengen kamu rubah dari budaya di keluarga mu", dan "apa solusi yang bisa kita lakuin untuk keluarga nanti". Karna masing-masing dari kita udah pernah merasakan jadi seorang anak, dan pasti ada beberapa hal yang kita rasa "cukup berhenti di aku aja, anak aku jangan ngerasain". Kuat-kuat ya nder, tetaplah hidup, dan terus belajar dari hal-hal yang kita alami

Kadang aku ngerasa kaya gitu juga, ngeliat keluarga orang lain kenapa saling-saling. Tapi mencoba positif thinking aja mereka kurang bisa mengekspresikan apa yg mereka rasa atau lebih ke mau tapi malu (taulah ya maksudnya), jadi mereka akan selalu mendukung dan mendoakan mu dalam setiap sholatnya.