Go Back
Aku punya rencana menikah dg laki laki sabar menyaksikan sikapku yg keras kepala, sedikit egois tapi ambisius dan punya mimpi besar. Aku menginginkan kehidupan yang cukup dari segi finansial sah menikah nanti. Aku punya banyak plan usaha tapi aku butuh orang yang bisa membantuku menjalani ide ide yang muncul. Sayangnya calon suamiku tidak memiliki karakter yang sama seperti aku. Dia terkesan san dan tidak gupuh menghadi masa depan. Padahal dari segi pekerjaan dia masih belum bisa dibilang mapan. Dia menghabiskan hampir 7 jam dengan gaji yang masih jauh di bawah UMR. Aku berusaha mengajak dia berkembang, tapi sulit sekali. Aku takunjadi tulang rusuk yang jadi tulang punggung. Jujur saja aku anak pertama yg sebenarnya lelah trs dituntut sempurna. Aku ingin sekali dimanja.
Submit

Cerita kita sama kak