buat sender yang atas, aku ngga tau gimana ceritanya kamu membuat dua hal ini jadi disambung2kan, karena fanfiksi dengan genre fantasy bukan sesuatu yang bisa dibawa masuk ke kehidupan nyata. kalau di Aini, di kehidupan nyata mana ada secondary gender? dari latar belakang aja udah beda.

makasih sender bukan kak yaya yang menyuarakan isi kepalaku yang nggak tersampikan karena panik. -ini yaya

(Bukan kak Yaya) (c) Oh dan juga, walaupun fanfiksi itu sekedar buat hiburan, bukan berarti pembaca nggak bakal dapat manfaat dari bacaan tersebut. Karena setiap cerita pasti ada moral valuenya. Jadi kita sejujurnya kita sebagai pembaca tidak bisa mempermasalahkan salah satu genre. Karena setiao genre pasti ada pro kontea-nya, apalagi genre fantasy seperti ABO.

(Bukan kak Yaya) Aitu sebenernya genre fantasy di fanfiksi. Ya sangat jelas kalau genre fantasy tidak bisa dihubungkan dengan realita. Karena jelas beda banget dan pasti bertentangan. Beda dengan genre Alternative Universe yang memang based on reality. Banyaknya genre di fanfiksi juga semata-mata tujuannya untuk menghibur kita sebagai penggemar, thats why ada banyak genre dengan keunikan masing².

pada dasarnya emang banyak orang yang nggak suka atau kontra pada suatu genre dan mungkin kebetulan kamu nemu TLB jd kamu pasti just realized ya? yaudah buat pelajaran aja kalau emang merasa ngga nyaman, jgn lagi baca ABOverse karena baca suatu cerita jg butuh consent dr kedua belaj pihak. aku pribadi menganggap ini ngga sama dgn pemerkosaan dan just a fictional plot yang udah mainstream dibawain sama banyak orang; fantasy, yang mana ngga nyata.

itu kenapa Aadalah genre fiksi; fantasy. bukan alternate universe yang kayak menjunjung setting dunia nyata. kalau misalnya kamu dibuat nggak nyaman sama TLB juga, kenapa dari awal dibaca? karena di tlb aku sama sekali nggak menyebutkan adanya non-consent uality atau gimana.