Cowo gw pinter, seorang akademisi, tp kl kita marahan dia cuma mau ngediemin aja (gak mau komunikasi dan diskusiin masalahnya) sbg cara resolusi konflik. Ternyata dia mengacu sm teori resolusi konflik dari seorang theorist dan scholar resolusi konflik (yg nota bene kasus2nya utamanya ttg konflik etnis, rasial, dll, walaupun menyinggung jg aspek mikro dan sosiologisnya). Tp gw berkali2 bilang, dlm litian kualitatif aja lu gabisa menuhankan teori, apalagi dihadapkan dgn realita kehidupan sosial yg harus kontekstual dan gabisa ngotot maksain kondisi ideal dalam teori -_- akibatnya krn justifikasi dr teori itu, cara dia nyelesain masalah tiap marahan dgn diem2an, gak mau approach duluan lg -_- what do u think?

16253704