Kembali
Sahabatku, Sah sekian lama, aku baru bisa mengabarkan keadaanku padamu. Sudah lama kiranya kita terpisah jarak di waktu yg sangat lama. Kecemasan demi kecemasan terjadi padaku dan sahabatmu. awal mula sekiranya Dia telah Hadir Disaat yang tidak di sengaja. pertemuan yang tuhan berikan dalam sebuah kejutan. Mengejutkan hatiku seperti gempa berkekuatan besar, hingga aku merasa seperti bukan nyata adanya. Namun disaat itu Aku telah mengambil keputusan yg bagiku cukup melipur laraku sendiri, dengan pergulatan hati antara cinta dan dendam, aku baginya seperti Pembunuh berdarah dingin yang pura2 baik meraih tangannya memeluk tubuhnya tapi diam2 aku tikam dari belakang, mengalirkan seluruh darahnya. Aku menerimanya dihatiku, namun aku biarkan tergeletak dalam kubangan bisu. hingga saat tiba dia bicara tentang arti sebuah kejam. Mendengar kata2 itu Aku beranjak meraih tangannya dan aku tempel tepat diulu hatiku, lalu aku berkata padanya : " Siapa yg lebih kejam diantara kita?Bagaimana mungkin aku bisa melupakanmu, degub jantungku memanggil namamu, aliran darahku membawa sirat cintaku padamu yang kau telantarkan di ujung pengharapan. kau biarkan aku berenang-renang di kolam madumu, tp diam2 kau alirkan racun menungguku tersedak. tak kudapatkan apapaun selain kebohonganmu. Dan hari ini kau datang padaku Dengan lemah suara parau ingin Memanggil namaku sebagaimana dulu. " Nama itu sdh mati, nama itu telah terkubur lama bersamamu. saat Aku kehilanganmu. Sahabatku, Aku menimbang seluruh kesakitanku pada apa yg telah dia perbuat padaku, Bagaimana dulu aku memohon padanya menghiba hingga tak ada harga diri sebagai msia, seperti Yang kulihat dihadapanku seorang wanita yg lemah dan berharap dengan bersimpuh di hadapanku dengan cinta. sementara aku hanya diam menahan jiwaku yg sama2 runtuh karena dendam dan cinta. Dan bisikan2 terus menerus mengiang dingaku " pantang berbuah dua kali, pantang seorang makan sisa" Sebenarnya hatiku sdh tidak bisa menerima siapapun selain dia, namun ingatan itu tentang cincin di jarinya, logika menjambak kepalaku untuk menerima kenyataan. Dan hari ini satu2nya pengharapnku dulu telah berada di hadapanku, Sahabatku.. menurutmu, bukankah ini adalah kesempatakanku untuk memulai dari awal, bukankah dia adalah cita2 hidupku sejak dulu, selama bertahun tahun tempat dimana aku terus mengingatnya sepanjang malam,mengalirkan air matakaku sepnajangbwaktu menjadi inspirasiku selama ini. dia disini dan bukan milik siapapun? bukankah maaf akan menghapus kesalahan? mungkin Tuhan menyediakan madu di atas piala yg bisa kuminum bersamanya hingga kering lalu berlalu bergandengan tangan dengan penuh senyuman. tapi entah knp sahabatku, Mataku gelap telingaku berdenging keras. aku menghancurkan piala itu, tertumpah tak tersisa. aku buang semua kesempatan itu. aku bener2 mengusirnya. aku biarkan dia tersungkur di luar pintu hati. akubtutup semua celah, jangannkan cahaya malaikatpun tak bisa mengintip. aku baru sadar ternyata aku mengusir jiwaku sendiri. Dengan memguburnya dalam2 tak ada bedanya kau mengubur bahagiaku sendiri. kau lah satu2nya wanita yg telah menorehkan luka tanpa ada penawar
Ajukan

ini siapa ya? kta`ny ngena bngttt