Kembali
semua hal tentang hidupku ditentukan oleh orangtuaku. se-mau apapun aku sama suatu hal, kalau orangtuaku enggak setuju, aku nggak bakal dapet. and, I`m just silent. aku terima semua yang orangtuaku inginkan. sampai akhirnya, aku sampai di fase dimana aku udah bener-bener capek dan pengen nyerah. but, hari itu seseorang ngirimin aku chat. dia cowo. dia pernah satu tim sama aku di game yang aku mainin. satu tahun lebih kita deket, hingga akhirnya dia nembak, and finally, kita pacaran virtual. dia tau semuanya tentang aku, dan begitupun sebaliknya. dia selalu jadi penyemangat aku. dia yang selalu bisa buat aku lupa sama masalah tentang orangtuaku barang sejenak. beberapa bulan sah pacaran, kita sepakat pengen ketemu. dan ketemulah kita. kita tinggal di daerah yang berbeda. aku di Jawa, dia Kalimantan. aku dikenalin sama orangtuanya lewat video call. but, aku belum pernah ngenalin dia ke orangtuaku. i`m still scared. everything is going fine, sampai aku tau kalo dia sakit. I am very sad and itu memengaruhi fokus belajarku. akhirnya aku memutuskan untuk cerita ke orangtuaku tentang masalah ini. dan seperti yang udah aku duga sebelumnya, mereka marah. mereka nggak setuju aku pacaran. mereka nggak setuju fokus belajarku terganggu cuman karena cinta yang menurureka nggak berguna. It hurts. aku ngebangkang waktu itu. aku nekat nyusul ke Kalimantan dengan uang hasil tabunganku. And what hapd? dia kritis. aku dipeluk sama ibunya. kenapa aku baru tau? kenapa tak ada yang memberi tahu jika ia kritis dirumah sakit? beberapa jam sah itu, kondisinya memburuk. dan akhirnya, He lef. Alone. aku depresi berat sahnya, orangtuaku memutuskan untuk masukin aku ketempat rehabilitasi mental. satu tahun aku disana, akhirnya udah dibolehin untuk pulang. walau terkadang bipolar ku suka kumat. but, It`s better. aku masih belum benar-benar bisa mengikhlaskan dia. kadang masih suka emosional kalo keinget dia. orangtuanya juga sering ngunjungin aku di Jawa. dan orangtuaku perlahan udah berubah. malah jadi cerita panjang lebar kan aku. walau sangat susah, aku sekarang masih mencoba untuk ikhlasin dia. dan ini kali keduaku cerita sama orang sah dia pergi, sebelumnya aku juga nyerin hal yang sama dengan psikiater dan psikolog pribadi ku. aku mau berusaha untuk membuka diri. makasih sebelumnya udah biarin aku cerita panjang lebar kayak gini, kak. rasanya lega.
Ajukan