Kembali
Hai Kak, kesulitan merasakan empati itu bener ngga sih? Atau bisa memberikan empati ke orang lain tapi yg dibuat pake logika, jadi ngungkapin empati tp ga benerΒ² merasakannya. AkhirΒ² ini sahabatku bilang ke aku kalo selama ini aku jarang pake empati/perasaanku. Dia bukan bermaksud buruk, tapi yang dibilang dia selama ini ada benarnya juga. Aku enggak pernah merasa sedih begitu mendalam saat orang lain sedih, anggota keluarga meninggal, bahkan saat temen curhat. Saat Kakekku meninggal pun, aku cuma nangis beberapa saat, lalu perasaanku cenderung datar, ga ada kesedihan. Tapi kurasa aku bisa nangis klo aku memikirkan diriku dalam keadaan buruk, yg lebih kupikirkan diriku, bukan orang lain. Aku bingung sekarang, apa ada baiknya aku konsultasi ke psikolog ya?
Ajukan

*cwek

Sebenernya yang lebih aku bingungin sekarang tuh bentuk empati seperti apa, apa hanya dengan turut merasakan kesedihan orang lain bisa disebut empati? Selama ini aku berhati-hati dalam menjaga sikapku agar tidak melukai orang lain dan sebisa mungkin aku menolong orang lain, namun apakah itu bisa disebut berempati? Apa ada saran buku yang bisa aku baca Kak, mengenai empati?. Aku memang jarang menerima curhatan orang lain, tetapi semisal ada yg curhat ke aku, pasti kuupayakan memberikan solusi yg baik dengan menimbang baik buruknya solusi itu bagi permasalahan dia, apa itu bisa disebut berempati?

Btw aku ck πŸ—Ώ