Kembali
Andai Senja mengerti, betapa pahitnya sebuah keheningan, mungkin saja dia tak ingin melalui sedetikpun momen, saat Fajar menyongsong. . dan Jikalau Mentari bisa mendengar, sayup iba dari burung yang berpulang ke sarang, mungkin dia ingin bertahan sebentar lagi, sebelum TUHAN-nya membangunkan kembali. Lalu, bagaimana dengan seorang laki-laki, Yang tetap berpegang teguh, Pada rasa yang sebenarnya tak memberi teduh ? Bagaimana dengan seonggok harapan, Dari seseorang yang bahkan lupa, Tentang dunia yang begitu lapang ? Andai saya Engkau mengerti, Andai saja Engkau pahami, Rasa ini begitu berarti, Kucinmu dalam Diam sepanjang hari.
Ajukan