Kembali
Daftar
Dalam mobil aku ingin memulai pembicaraan dan berkenalan dengannya tapi entah mengapa bibirku terasa kelu, aku jadi serba salah karena selama di mobil pahanya yang putih bersih tersingkap sebagian karena bentuk gaun dan posisi duduknya yang seakan2 sengaja membiarkan pahanya terbuka.
Sesekali aku melirik ke arah pahanya dan tanpa terasa adikku perlahan mulai bangkit, ini membuatku jadi salah tingkah. Dia rupanya diam2 juga memperhatikan tingkah lakuku dan semakin menggoda diriku dengan gerakan kakinya yang membuat gaunnya semakin lebar terbuka, membuat pahanya semakin kian terlihat olehku.
“Hayo, tadi liatin apa waktu di rumah?” ucapnya memecahkan keheningan. Aku yang mendapat pertanyaan itu sontan memerah, aku tersipu tapi pura2 tidak mengerti apa maksud pertanyaanya itu.
“Kamu nggak usah bohong deh ama tante, tante tau kok tadi kamu ngelirik ke arah tante terus, emang ada yang aneh ya..?” pancingnya kepadaku.
“Emm, nggak kok tante, eh gimana ya tante, aduh aku jadi nggak enak kalau mau terus terang ama tante, takut tante marah nanti” jawabku kikuk karena aku takut dia marah bila dia tau aku bernafsu oleh tubuhnya yang indah itu.
Dengan tertawa kecil dia mendesakku untuk mengatakannya, akhirnya dengan sedikit malu2 aku berterus terang bahwa aku suka melihat pahanya yang putih mulus itu. Selesai berkata begitu aku menjadi tambah gugup karena aku takut dia akan marah mendengar penjelasanku tadi. Tetapi dia hanya tertawa lalu tanpa kuduga sama sekali dia lalu berkata,
“Emang kamu belum pernah megang paha ck, kalau kamu mau megang pahaku pegang aja tapinggak boleh ngelantur megangnya ya..” katanya sambil tersenyum padaku.
“Bener nih tante, tante nggak marah..” jawabku memastikan ucapannya.
Dia tidak menjawab tapi tangannya langsung bergerak meraih tanganku lalu meletakkannyadi pahanya. Aku yang mendapat perlakuan seperti itu sontan menjadi lebih berani, kubelai pahanya dan kurasakan kulit mulusnya yang hangat menyentuh telapak tanganku. Kubelai2 pahanya dan sesekali kuremas gemas, lalu perlahan tanganku menelusup ke balik gaunnya merayap naik ke arah selangkangannya.
Saat ujung jariku menyentuh kain penutup bagian paling sensitifnya, kudengar lenguhan tertahannya. Aku semakin bersemangat, perlahan kutelusupkan jariku ke pinggiran kain berendanya lalu mulai mulai memasuki celana dalamnya. Aku dapat merasakan bulu2 halus di sekitar nya, tonjolan yang ada di dalam celana dalamnya kurasakan semakin keras mengacung.
Aku menjadi semakin lupa diri, tapi saat jariku mulai menyentuh bibir nya yang telah membasah, dia menahan tanganku lalu memberi isyarat keluar. Rupanya kami telah tiba di tujuan. Sah merapikan gaunnya yang sedikit berantakan karena kenakalan tanganku tadi, kami beranjak keluar dari mobil lalu menuju ke toko kue langganan mama temanku dan mengambil kue pesanannya.
Dalam perjalanan pulang kembali ke rumah temanku aku ingin mengulang kembali usahaku tadi yang sempat terhenti, tetapi dengan halus dia menolakku dan mengatakan nanti saja lain hari dia akan mengajakku ke rumahnya guna menuntaskan hasrat kami yang sempat tertunda hari ini.
Aku sangat senang mendengar ucapannya, lalu kucium pipinya dengan penuh gairah. Dia hanya tertawa kecil mendapat perlakuanku itu. Selama perjalanan kami hanya berbicara seadanya tapi tanganku sesekali mengelus paha mulusnya dan tangannya sempat beberapa kali meremas kejantananku seakan tak sabar ingin menikmatinya.
Namanya Leni, dia mengaku sering merasa kesepian karena suaminya jarang berada di rumah, suaminya adalah seorang pebisnis sukses yang mempunyai beberapa anak perusahaan sehingga dia lebih sering berada di luar rumah mengurus bisnisnya ketimbang istrinya yang ini. Lalu kita saling bertukar nomer telepon dan dia berjanji akan menghubungiku nanti bila saatnya tepat.
Sah kejadian itu aku selalu teringat akan dirinya dan berharap dia akan mengajakku main ke rumahnya lalu dengannya, aku tidak berani menghubunginya karena aku takut bila ada suaminya di rumahnya aku takut rencanaku bisa berantakan bila ketauan dengannya.
Akhirnya Sinta menghubungiku, saat itu aku baru mandi pagi dan sedang bersiap akan keluar mencari pekerjaan karena saat itu aku masih pengangguran. Dia mengundangku untuk ke rumahnya, dia bilang anak2nya sedang sekolah dan pembantunya sedang pulang ke kampungnya kemarin menengok anaknya yang sakit.
Saat ini dia sedang sendirian di rumah dan mengajakku memanfaatkan waktu yang ada bersama. Bukan main senangnya hatiku, dengan bergegas aku berpamitan pada orang tuaku, kukatakan aku akan pergi melamar kerja seperti biasanya.
Singkat cerita sampailah aku di alamat rumah yang diberikannya, dia tinggal di sebuah komplek perumahan elit. Kulirik sesaat jam tanganku, jam 9 kurang, berarti ada waktu beberapa jam sebelum putra2nya pulang dari sekolah, pikirku. Kupencet bel rumahnya, lalu tak lama kemudian dari rumah itu terdengar sebuah suara yang kukenal tapi sosoknya tidak keluar rumah, yang menyuruhku untuk langsung masuk dan mengunci kembali pagar depan rumahnya.
Sah mengunci pagar aku langsung bergegas masuk ke rumahnya. Saat aku telah berdiri di hadapannya barulah kusadari ternyata dia hanya memakai gaun tidur yang sangat merangsang. Warnanya hitam dan ukurannya sangat pendek hingga sebagian pahanya dapat terlihat jelas olehku, dan yang paling membuatku bernafsu adalah ternyata dia tidak mengenakan apa2 lagi di balik gaunnya itu. Itulah sebabnya dia tadi tidak membukakan pagar rumahnya dan hanya berteriak menyuruhku masuk, rupanya dia telah merencanakan semua ini, batinku berkata.
Lalu tanpa dikomando kami bergerak saling rangkul dan bibirnya adalah sasaran pertamaku. Kami berciuman dengan sangat panas, lidah kami saling berbelit di dalam rongga mulut kami. Tangannya erat merangkul pinggangku, tangan kananku mengelus punggungnya dan tangan kiriku meremas nya gemas. Sekitar lima menit-an kami bercumbu dengan posisi itu sampai dia melepaskan pagutannya pada bibirku lalu menyeretku menuju kamarnya yang terletak di tengah.
Sah menutup dan mengunci pintu kamar dengan nafas memburu dia lalu mulai mempri bajuku satu persatu sampai tak tersisa, akupun tak mau kalah kulepaskan gaun tidurnya sampai kami sama2 polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami.
“Wow gede banget mu Lingga, tante pengen banget ngerasain mu ini..” katanya sambil meraih ku dan dengan cepat dikulumnya. Aku hanya men lirih saat bibir dan lidahnya bermain di kejantananku, kadang aku meringis nikmat saat lidahnya dengan lincah menggelitik ujung ku, membuat kejantananku semakin keras menegang.
Kepalanya bergerak liar maju mundur kadang berr di kejantananku, menimbulkan sensasi nikmat yang sukar kuungkapkan dengan kata2. Sekitar 15 menit dia mengulum ku, lalu dia berdiri dan mengulum bibirku, kemudian dia beranjak ke ranjang, duduk di tepian ranjang sambil membuka kakinya lebar2. Aku mengerti keinginannya lalu aku berjongkok di depannya, kupandangi sejenak nya sambil jariku meraba klitorisnya yang kulihat telah berdiri mengacung.
“Ayo sayang, jangan diliatin aja dong..cepet jilatin punya tante, aku udah nggak tahan nih..” rintihnya memohon padaku untuk memulai aksiku sambil tangannya meraih kepalaku lalu didekatkan ke arah nya.
Dengan gerakan cepat dan tiba2 aku langsung menerkam klitorisnya dengan kedua bibirku lalu menguncinya erat. Lenguhannya keras terdengar saat aku lakukan itu.
“Aah sayang..kamu nakal ya, kamu ja..eugh” ucapannya terputus saat lidahku dengan gerakan cepat menyapu klitorisnya, kadang kutekan kepalaku ke arah nya dan kutempelkan lidahku pada nya rapat, lalu dengan gerakan cepat kugerakkan kepalaku berr dengan posisi lidahku masih erat menempel di klitorisnya.
Lenguhan dan erangannya semakin keras tersengar memenuhi seluruh ruang, nafasku dan nafasnya sudah sama2 memburu. nya semakin basah, cairan dari dalam nya bercampur dengan air ludahku membuat nya berkilat tertimpa cahaya lampu.
“Udah sayang..masukkan mu, aku udah nggak tahan, aku mau..ughh..” rintihnya sambil tangannya menarik tubuhku naik, berharap aku segera memasuki tubuhnya.
Tapi aku sengaja bertahan, aku ingin dia merasakan orgasme pertamanya dari permainan lidah dan bibirku. Kugencarkan seranganku pada nya sampai kurasakan tiba2 tubuhnya menegang kaku, kedua pahanya erat menjepit kepalaku dan tangannya kuat meremas sprei. Diiringi jerit nikmat tubuhnya lalu menyentak liar tak terkendali, pinggulnya terangkat sejenak lalu tubuhnya lunglai, kedua kakinya lemah terbujur ke lan. Matanya rapat terpejam dan bibirnya setengah terbuka menggumamkan erangan lirih. Aah rupanya dia telah mendapat orgasme pertamanya, pikirku senang.
Aku bergerak berdiri lalu kuangkat seluruh tubuhnya yang telah lunglai ke atas pembaringan, kemudian aku berbaring disisinya. Kupandangi wajahnya yang penuh keringat, kuseka keringat yang menetes di wajahnya lalu kukecup dahinya lembut. Mendapat perlakuanku itu matanya terbuka lalu bibirnya tersenyum, sambil mencubitku gemas dia memelukku erat.
“Kamu nakal ya, kamu bikin tante keluar bukan pake mu gede itu tapi malah pake bibirmu yang memble itu..” cibirnya seraya mencubit gemas pipiku.
“Tapi rasanya sama enak kan tante” sahutku sambil meremas lembut dadanya.
Dia mencubit pipiku lagi lalu berkata, “Ternyata kamu pinter juga ya, hayoo ketauan kamu sering begituan ama ck yaa..” selidiknya sambil memasang muka masam.
“Aah nggak kok tante, aku cuma sering nonton film BF, jadi aku tau gimana cara muasin ck” balasku menangkis tudingannya.
“Udah nggak apa2 kok, tante malah senang kamu udah pinter, kan tante nggak perlu ngajarin kamu lagi kan, naah sekarang tante mau ngerasain mu itu sayang..” sahutnya sambil tangannya meremas ku yang masih tegang dengan gemas.
Mendengar ucapannya itu aku langsung mencium dadanya, kuciumi kedua nya dengan lembut tapi nya sengaja aku tidak lumat, hanya aku sentuh dan gesek dengan bibirku sambil sesekali kugesekkan ujung hidungku pada nya yang mulai mengeras.
Dia hanya merintih geli saat kulakukan itu, lalu dengan gerakan cepat dan tiba2 aku menerkam nya yang sebelah kiri dengan bibirku. Kugigit lembut nya dengan bibirku lalu kubuat gerakan memelintir nya, tubuhnya tersentak sedikit saat kulakukan itu. Tangannya meremas rambutku lembut, mulutnya menggumamkan kata2 tidak jelas pertanda birahinya mulai beranjak naik lagi.
Tanganku bergerak meremas dadanya yang sebelah kanan, lalu kupelintir nya dengan dua jariku, perlahan kurasakan kedua nya makin mengeras. Tangannya makin kuat meremas ku dan kurasakan sedikit sakit saat jarinya meremas ku dengan agak kuat, kugeser ku sedikit agar remasannya pada ku bisa sedikit berkurang.
Puas bermain di dadanya, kugeser tanganku perlahan menuruni tubuhnya, kuraba perutnya yang masih rata tanpa lemak walau sudah pernah melahirkan lalu semakin turun ke bawah ke arah nya. Kakinya semakin dilebarkan saat jemariku sampai di daerah paling sensitif di tubuhnya.
Jari telunjukku kuletakkan tepat di atas klitorisnya dan jari tengahku menyentuh permukaan bibir nya yang telah mulai membasah lagi. Kugerakkan kedua jariku berirama dan kuhisap kuat2 nya, perlakuanku itu membuatnya makin tidak mampu menahan diri. Tiba2 dia mendorong tubuhku lalu dengan cepat dia menaiki tubuhku.
“Kamu nakal..awas ya sekarang ran kamu kubikin lemes..” ucapnya sambil memegang ku lalu diarahkannya ke arah nya yang telah merekah basah.
Sah dirasa pas lalu dia menekan pinggulnya perlahan, erangan nikmat keluar dari mulut kami bersamaan saat kulit kelamin kami mulai bersentuhan, nikmat sekali. Karena nya telah sangat basah maka dengan mudah seluruh ku dapat masuk ke dalam nya, lalu pinggulnya mulai bergerak naik turun dengan cepat.
Kuimbangi gerakan naik turunnya dengan arah berlawanan, jadi trasi yang terjadi semakin dalam dirasakannya. ku terasa dijepit oleh nya, aku tidak menyangka walaupun dia pernah melahirkan sampai 2 kali ternyata nya masih sangat nikmat, mampu menjepit dan memberikan gesekan nikmat pada ku.
Suara berkecipak akibat kelamin kami yang beradu ditambah suara rintihan dan erangan nikmat dari mulut kami membuat suasana kamar menjadi semakin erotis. Kuremas kedua nya yang bergelantungan di atas tubuhku, kupilin nya kadang kutarik lembut hingga membuatnya makin tak mampu menahan diri.
Beberapa menit kami melakukan ini, aku berusaha bertahan untuk tidak keluar terlebih dulu, karena aku ingin memberinya kepuasan ganda hari itu. Akhirnya puncak kenikmatan itu mulai dirasakannya, rintihan nikmatnya makin kuat terdengar.
“Uugh sayang, aku mau keluar lagi..eempf..” rintihnya, tangannya kuat mencengkeram dadaku dan kurasakan kukunya mencakar kulit dadaku.
Dibarengi teriakan nikmatnya lalu tubuhnya menegang kaku sesaat, kedua matanya rapat terpejam dan mulutnya terbuka menggumamkan jerit kenikmatan. Mendengar rintihan nikmatnya membuatku tak mampu lagi menahan diri, aku juga mulai merasakan adanya aliran yang semakin kuat membuncah di ku seakan ingin meledak.
“Aah tante..Lenii..aku juga..aahh..” ucapku tersendat saat air maniku tak mampu lagi kubendung menyemprot kuat di dalam nya. Mendapat semprotan air maniku yang kuat di dalam nya membuat dirinya orgasme untuk ketigakalinya.
Saat orgasmenya yang ketiga dia melumat bibirku dengan buas, teriakan nikmatnya tertahan di dalam mulutku bercampur dengan erangan nikmatku. Kami saling berpelukan erat menikmati sisa orgasme yang kami rasakan, ku masih tertancap kuat di dalam nya. Bibirku dan bibirnya saling melumat, dengan mata terpejam kami menikmati sensasi nikmat ini.
Sah rasa nikmat itu mulai mereda, tubuhnya bergulir lunglai ke sisiku. Kami memandangi langit-langit.
25006057