Kembali
Daftar
Halo Bay, kita seumuran. Aku panggil Bayu aja yaa,,, Aku mau cerita pengalaman ku, sebenernya ini udah masa lalu, tapi rasanya aku butuh untuk menceritakan ini untuk kelegaan hatiku aja. This story about relationship between me and my ex ini the college life. Sejujurnya itu pertama kalinya aku punya hubungan percintaan dengan seseorang dalam hidupku. Teman-temanku tahu, tapi orangtua ku tidak tau. Itu terjadi sekitar semester 2 akhir menuju semester 3. Aku dan dia berada di tahun yang sama, tapi kita berbeda kelas. Hubungan kita normal-normal saja seperti pasangan lain pada umumnya, sampai ketika aku memasuki semester 5, aku rasa dia mulai lebih posesif dan cemburuan. Sebagai seseorang yang baru pertama kali menjalani hubungan, aku merasa hal itu wajar. Baiklah untuk menyenangkan si dia dan menghindari pertengkaran aku harus jaga jarak mungkin dengan laki-laki lain? itu pikirku saat itu. Jadilah sejak saat itu aku jarang berinteraksi dengan laki-laki lain, meskipun masalah tugas sekalipun. Sebisa mungkin tanyakan lewat teman wanita dulu saja, dan berinteraksi dengan wanita saja. Tidak sampai situ aja, masuk semester 6 ini dia semakin posesif saja. Aku dilarang ikut ini ikut itu kalo ga dia izinin. Pokoknya kalo ada apa-apa harus kasih tau dia dan izin sama dia. Dan lagi-lagi karena aku baru pertama kali, aku ga sadar kalo hal itu udah masuk toxic ya? Dengan polosnya aku ikuti saja kemauan dia. Hmm dan sejujurnya juga di usia saat itu aku sebenernya bukan ingin pacaran, memang ingin memulai hubungan serius sampai jenjang pernikahan. Jadi aku menganggap hal-hal yang terjadi itu wajar. Sepertinya teman-temanku menyadari kalo aku menjadi lebih berbeda di kelas sah memasuki semester 6 ini, dan mereka pun sudah menduga perubahanku ini karena apa. Mereka sempat memberiku nasehat-nasehat. Nah disini nih sepertinya aku salah menyikapinya. Karena ya itu tadi kalo ada apa-apa harus cerita, dan aku memang sering menceritakan apa yang kualami, aku ceritakan lah nasehat teman-temanku ini. Dan apa yang terjadi? dia marah besar. Aku bingung harus apa. Bener-bener aku jadi merasa bersalah menceritakan itu. Aku meminta maaf padanya. Dia memafkan, tetapi dia meminta supaya aku jangan terlalu dekat dengan teman-temanku lagi. Dan dengan polosnya lagi aku ikuti tanpa membantah. Bukan polos sih, mungkin bahasanya anak sekarang itu terlalu bucin. Hubungan saat semester 5 itu tidak berjalan mulus gitu aja, banyak juga perdebatan kecil yang terjadi, tapi disitu aku lebih banyak mengalah karena aku ga sanggup menanggung emosi ketika debat itu, dan aku lelah mengahadapi pertengkaran. Selain itu juga urusan kuliah di semester 5 dst sedang kompleks-kompleknya kan, Bayu juga mungkin merasakan bagaimana suasana kuliah dari semester 5 ke atas. Sah kejadian itu. refleks saja aku sedikit demi sedikit menjauh dari teman-temanku.. Duniaku seolah hanya berr disekitar tugas dan dia saja. Hal itu terus berlangsung sampai akhir masa perkuliahanku selesai... Hubungan kami masih berjalan sah aku lulus kuliah... Dan disini masalah bagiku muncul. Sah menjalani hubungan yang agak lama dengan dia membuat aku jadi seorang yang tidak memiliki teman, cuma dia aja yang nemenin, dan akupun mudah takut untuk memulai sesuatu kalo ga dia izinin. Dan juga pengalaman dari apa-apa yang dia larang, aku bener bener takut buat ngelanggarnya... Hal itu bener-benar membuatku kesulitan untuk memasuki dunia kerja... Sampai akhirnya aku diterima kerja, tapi lagi-lagi aku jadi susah adaptasi dan berinteraksi dengan rekan kerja. Singkat cerita aku bertemu rekan kerja yang lebih senior dan menurutku dia seseorang yang bijaksana. Aku bisa berteman dengannya, dan disitu aku mulai menyadari bahwa hubungan percintaanku tidak sehat.. disitu aku mulai sedikit sedikit menyatakan keinginanku untuk menyudahi hubungan ini saja.. tetapi dia menolak, tak ingin melepaskanku. I don`t have power to ignore that. Saking lamanya hubungan dengan dia dan kebiasan-kebiasan yang dia terapin bikin aku lemah sama kata-katanya. Ga sekali percobaan aja tapi disitu, aku coba lagi. Sedikit demi sedikit aku memiliki keberanian untuk mencoba lagi meminta untuk menyudahi hubungan ini. Faktor lingkungan ternyata berpengaruh ya. Tempat kerja kami berbeda, jadinya aku jarang bertemu langsung dengannya, paling weekend. Berbeda dari saat kuliah dimana aku biasa bertemu dengannya setiap hari. Hal ini yang bikin aku sedikit demi sedikit punya power untuk diriku sendiri. Tapi lagi-lagi dia menolak. Lama kelamaan aku mulai frustasi dengan hubungan ini. Aku benar-benar ingin menyudahi hubungan ini. Tapi dia keras kepala tidak ingin berpisah. Aku tidak menceritakan ini ke orang tua karena memang aku tidak memberitahukan mereka kalo aku menjalin hubungan dengan seseorang. Aku pikir hal ini masih hal hubungan sederhana antara dua orang saja yang aku merasa aku pasti bisa menyelesaikannya sendiri. Lalu suatu ketika aku memiliki ide bahwa aku harus berkata aku menyukai orang lain supaya dia mau melepaskanku. Aku benar mengatakan padanya kalo aku menyukai orang lain, and guess what? lagi lagi dia masih tidak mau melepaskanku. Disitu aku benar benar udah ga sanggup... Saking ga sanggupnya baiklah aku ikuti saja kemauan dia, apapun yang dia pengen aku ikuti saja lah, aku udah berada di titik terlelah menjalani hubungan ini.... Hal itu masih berlangsung lama, sampai dia menceritakan dia naik jabatan di tempat kerjanya, dan pekerjaannya semakin bertambah. Dia mulai kurang responsif, aku biarkan saja karena pasti masalah pekerjaan. Intensitas kita bertemu semakin jarang sampai akhirnya dia dipindahkan ke cabang di kota lain, membuat kita cuma bisa bertemu sedikitnya empat bulan sekali. Kita menjalani LDR, sampai suatu ketika dia menghilang tak ada kabar, dan aku biarkan saja. Masing-masing kita terlarut dalam urusan masing-masing... Hubungan ini menggantung, status kita tidak jelas apakah masih berhubungan atau tidak? Titik terendah yang aku rasakan tadi masih terus menerus berlangsung sampai disini juga. Aku tidak pedulikan lagi dia dan juga akupun tidak memiliki ketertarikan lagi dengan hubungan percintaan. Lama, lama, lama sampai suatu ketika pesan dia datang... secara tersirat dia ingin melepaskanku, seperti permintaanku sebelum-sebelumnya.. dia tidak mengatakan langsung bahwa dia ingin menyudahi hubungan ini, dia hanya berkata ingin memenuhi permintaanku untuk melepaskan ku dari hubungan ini.. juga meminta maaf atas sikapnya selama ini.. akupun demikian meminta maaf atas sikapku selama kita berhubungan ini.. Kita tidak menyebutkan kata `putus` disitu... kita hanya menyudahi hubungan ini saja.. Sudah selesai hubungan ku dengannya... Aku biasa saja, tapi perasaan aku berada di titik terendah tadi masih terus ku rasakan.. Aku tidak tertarik lagi dengan dunia percintaan, dan aku masih merasa takut melanggar hal-hal yang dulu dia larang padaku. Termasuk kebiasaan-kebiasaan yang dulu dia minta, aku masih tidak bisa lepas dari itu saking udah berada di titik terbawah... Sampai saat ini ... sampai detik ini,,, namun aku tidak terpikirkan untuk kembali bersamanya, atau bahkan memulai lagi hubungan percintaan dengan orang lain, rasa ketertarikanku menghilang... aku hanya ingin fokus dengan diriku sendiri ....
18019513