Kembali
Dia sosok yang mengajarkan aku bahwa titik tertinggi dari mencin yaitu mengikhlaskan. Dia seorang yang aku cin secara tiba-tiba dan mengikhlaskannya secara terpaksa, dengannya aku bahagia, semua tentangnya membuat aku candu, dan cara dia memperlakukan diriku secara iswa. Ketika aku harus berusaha untuk terbiasa tanpa dirinya aku pernah hampir gila melawan rindu, aku pernah sakit sekali karena menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang dirinya, bahkan air mata sempanetes saat aku mengingat kembali masa masa indah bersamanya. Rasanya memang sangat tidak adil, tapi mau bagaimana lagi, seperti itulah takdir. dan ya, terkadang kita harus merelakan seseorang meskipun harus bertolak belakang dengan perasaan diri kita masing masing.
Ajukan

related sekali kawan banyak hal yang terkadang harus kita relakan tetapi kita tak pernah mampu melihatnya terpuruk,kadang kita selalu menyembunyikan sikap yang kita ingin lakukan terhadapnya,tetapi balik lagi pelajaran yang paling kita dapatkan selalu tentang merelakan

typo:`(