Kembali
Halo, Kak Bayu. You can call me moonchild. I`m 18. Just 18 and why the world is so mean to me? Bukannya di umur 18 harusnya jadi masa-masa menyenangkan? Kok aku engga? I have so many friends. And they are all hypocrites. Cuma satu yang ku anggap sahabat. We can call her "Loki". We`ve been friends for 6 years. I trust her. I tell everything with her. But in the end she betrayed me. Aku baru saja lulus SMK di daerah kecil di pulau Jawa. Lalu ada beberapa tawaran dari guruku untuk bekerja di XX. Aku tolak karna Loki memintaku untuk bersama dia saja bekerja di tempat kakak iparnya. Dia sampai memohon. Bagaimana aku bisa menolak? Tidak bisa. Kita sahabat. Dan sebagaimana sahabat seharusnya, kita harus saling menolong. Aku menunggu hingga 3 bulan lamanya. Lalu suatu malam dia mengabariku+
Ajukan

Sakit, pasti. Dari apa yang kamu pilih ini kamu malah dihadapkan pada tantangan besar yang sulit untuk dijalani. Ini pasti butuh waktu. Butuh waktu untuk menyadari betapa hebatnya kamu, betapa berharganya dirimu jauh di atas apa yang mereka tidak paham. Jangan sakiti dirimu. Kamu hanya sedang diuji karena sebegitu baiknya hatimu. Tentu, ini akan butuh proses. Namun aku harap kamu tidak menyerah ya. Pasti ada rencana baik dibalik semua kepahitan inj

Halo, moonchild. Membaca penuturanmu, aku punya kesimpulan bahwa kamu adalah seseorang yang sangat altruistik. Seseorang yang betul-betul berhati tulus dan punya tenggang rasa yang tinggi. Kamu mengorbankan suatu penawaran besar demi untuk menemani seseorang yang kamu percaya walau tiba-tiba tanpa alasan jelas dia mematahkan rasa percayamu..

This has turned haunting. Why am i like this??????

I feel disappointed in myself. My life until now and the future I see before me is so dark. Death is a relief. My approaching death has given me courage, but Kak Bayu, I feel empty inside. I feel really lonely. I feel absolutely useless. I feel unappreciated. I just feel so drained and hurt and abandoned and unimportant and bored and depressed and sad. I AM A LOSER. I can`t put into words. It may look dragged or exaggerated but I feel empty. This is giving me suicidal thoughts.

mereka apakah masih ada lowongan kerja? Kebanyakan dari mereka menjawab, jika mereka bekerja disitu karna mempunyai kerabat yang sudah bekerja di tempat itu pula, atau kita bisa menyebutnya `orang dalam`. Aku lelah.

untuk mencari kerja. Tapi kenapa orang-orang terus mencemoohku? "Moonchild cerdas kok masih jadi pengangguran?" "Moonchild saat bersekolah sangat aktif berorganisasi, ABCD yang tidak aktif saja sudah bekerja, kok kamu sekarang masih dirumah saja?" Dan sebagainya. Aku sungguh merasa sakit hati. Atau saat bertemu teman-teman dijalan. Hampir semua temanku berkuliah. Aku kadang merasa sedikit iri, tapi ah sudah lah. Atau saat aku bertemu temanku yang sudah bekerja. Aku bertanya kepada +

toko dipinggir jalan, ratusan lowongan kerja lewat website dan aplikasi online, bahkan aku sampai keluar kota (memberanikan diri) ke kota-kota besar itu sendirian saat mendapat interview, dan hasilnya? Aku masih menjadi pengangguran sampai sekarang. Sedangkan uang tabungan ku habis untuk transportasi. Aku malu jika harus meminta ke orang tua ku. Mereka sudah sepuh dan tidak seharusnya aku terus menyusahkan mereka. Aku tahu menjadi pengangguran itu salah. Tapi aku sudah berusaha, kok, untuk+

mengabariku bahwa dia sudah berangkat ke kota besar itu sendirian. Dia meninggalkanku. Aku sangat kecewa padanya. Aku banyak melewatkan kesempatan kerja hanya untuk dia. Aku merasa dia tidak menghargai ku. Tapi aku tidak bisa marah kepadanya. Aku kembali bertanya kepada guruku, apakah lowongan yang pernah dia tawarkan masih tersedia? Jawabannya tidak, sudah terisi oleh orang lain. Lalu, aku mencari lowongan kerja ke setiap pabrik di daerahku. Hampir semua pabrik sudah ku datangi. Toko-toko +